Jika ingin ke Pulau Sangalaki, tersedia dua pilihan. Bisa melalui Tanjung Redeb, Berau, atau melalui Tarakan, Kaltara.
Kedua akses ini sama-sama menggunakan speeboat menuju pulau ini.
Dari Samarinda menuju Tanjung Redeb, Berau juga dua jalur. Jika melewati jalur darat maka memakan waktu sekitar 12 - 14 jam. Sementara jalur udara sekitar 40 menit saja.
Setelah tiba di Tanjung Redeb, kami menggunakan speedboat milik BKSDA Kaltim menuju Pulau Sangalaki dengan waktu tempuh sekitar 3 jam.
Jika berwisata sendiri atau diluar agenda kedinasan, bisa menggunakan jasa penyewaan speedboat tersedia di travel terdekat Tanjung Redeb.
Baca juga: Dalam 2 Bulan, 5 Bangkai Penyu Ditemukan di Perairan Cilacap
Dari Tanjung Redeb ke Pulau Sangalaki, harus melintasi Sungai Segah menuju muara ke arah timur Kabupaten Berau.
Saat melintasi Sungai Segah, tak jarang harus berpapasan lalu lintas ponton muat batu bara ditarik kapal tunda, juga perahu-perahu nelayan. Sepanjang Sungai Segah terpantau satu jetty.
Saat lepas wilayah perairan sungai terlihat beberapa bagan nelayan. Tak jauh dari situ, Pulau Semama sudah terlihat.
Pulau Semama dan Sangalaki berdekatan. Jaraknya sekitar 10 kilometer. Keduanya masuk dalam Kepulauan Derawan.
Sejauh mata memandang, pulau itu dipenuhi hutan. Namun, saat mendekat hamparan pasir putih memberi warna keindahan pulau.
Pohon-pohon tinggi membentuk tutup hutan nan hijau. Tak ada aktivitas pembalakan liar yang mengancam hutan ini. Yang terjadi hanya pencurian telur penyu.
Plt BKSDA Kaltim, Nur Patria Kurniawan menjelaskan Pulau Sangalaki ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam (TWA) berdasarkan SK Mentan Nomor 604/Kpts/Um/8/1982 seluas 280 hektar terbagi luas darat kurang lebih 15 hektar dan luas perairan 265 hektar.
Dengan status tersebut, kata dia, Sangalaki jadi kawasan pelestarian alam yang dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata alam dan rekreasi.
Selain itu, Pulau Sangalaki juga jadi tempat penelitian, serta pembinaan dan penetasan populasi satwa, yang diambil dari alam sebagaimana tertuang dalam PP Nomor 108/2015.
"Karena itu, kami membaginya dalam dua blok," ungkap Nur.
Baca juga: De Locomotief Sungailiat, Wisata Instagenic Sekaligus Penangkaran Penyu di Bangka
Blok perlindungan dialokasi sekitar 120,3 hektar sementara blok pemanfaatan tersedia kurang lebih 159,7 hektar.
Khusus blok pemanfaatan terbagi dua tapak yakni ruang publik 84,38 hektar dan ruang usaha 75,46 hektar untuk wilayah darat dan perairan.