Karena itu, pilihannya adalah menunggu penyu berjalan agak jauh ke darat atau saat sedang bikin sarang dan bertelur baru kita bisa menghampiri dan menyalahkan cahaya ponsel ke arahnya.
"Itu pun dia bisa batal bertelur dan kembali ke laut. Intinya jangan cahaya jangan terlalu terang," pinta Wira.
Selain cahaya, faktor lain yang juga bikin penyu batal bertelur ketika terhalang kayu, batu atau akar tumbuhan saat menggali lubang sarang.
Setelah mendapati jejak pertama tadi, Wira menggunakan cahaya senter mengikuti jejak itu ke arah rerumputan pasir, hingga menemui seekor penyu yang baru selesai bertelur dan sedang menimbun sarangnya.
Baca juga: Kisah Penyelamatan Penyu di Mataram, Dulu Dibantai, Kini Para Pelaku Direkrut Jadi Pelindung
Ukurannya lumayan besar. Diprediksi berat sekitar 50 - 100 kilogram. Dengan ukuran segitu, kata Wira, usianya ditaksir 20 - 25 tahun.
Saat menutup sarangnya, secara berulang, penyu menggerakan dua tungkai depan menepis pasir di posisinya, mendorong hingga lubang sarangnya tertimbun.
"Ini sarangnya. Dia baru saja menutup telurnya," terang Wira sambil menunjuk bekas timbunan di sekitar penyu.
Setelah tertutup, lazimnya kata Prawira, penyu bikin beberapa lubang samaran di sekitarnya guna mengelabui musuh sebelum kembali ke laut.
Wira menyebut kedalaman sarang penyu berkisar 50-an sentimeter. Proses galinya sama dengan menimbun.
Baca juga: Penyu Hijau Seberat 50 Kilogram Ditemukan Mati di Pantai Congot Kulon Progo
Bedanya, saat gali lubang sarang ada dua bagian, satu lubang berdiameter besar, dan satu lubang kecil untuk telur.
Dijelaskannya, penyu sekali bertelur bisa sampai 70 - 200 butir. Cangkang telurnya lembek, tidak keras seperti telur ayam. Ukurannya kecil seperti bola pimpong.
"Tapi ketika usai telur mencapai dua pekan, kulit atau cangkangnya mulai keras," terangnya.