Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Tren Kunjungan Pasien Covid-19 ke RSHS Naik Pasca-Lebaran

Kompas.com - 16/06/2021, 10:43 WIB
Reni Susanti,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Tingkat kunjungan pasien Covid-19 ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung pasca-Lebaran naik dua kali lipat.

Plh Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang RSHS, dr Yana Akhmad Supriatna mengatakan, sebelum Lebaran, jumlah kunjungan ke IGD karena Covid-19 sebanyak 10 pasien.

Baca juga: IGD RSHS Bandung Dikabarkan Overload Pasien Covid-19, Ini Kata Manajemen

"Pasca-Lebaran jadi belasan, terus 20-an. Sekarang ada di angka 30-an. Ini trennya belum akan turun. Ini adalah puncaknya kunjungan IGD saat ini," ujar Yana dalam video yang diterima Kompas.com dari humas RSHS, Rabu (16/6/2021).

Misalnya, pada Minggu (20/5/2021), tingkat kunjungan IGD karena Covid-19 mencapai 33 pasien.

Baca juga: Ingat, Wisatawan Khususnya dari Jakarta Dilarang Masuk Bandung Raya Selama Sepekan

Kemudian, keesokan harinya mencapai 30 orang. Bahkan pada Selasa (21/5/2021) pagi, jumlahnya sudah mencapai 13 orang.

Begitu pun dengan tren ruang isolasi untuk intensif, belum menunjukkan angka penurunan.

Beberapa hari belakangan menyentuh angka 90 persen kemudian turun di 85-87 persen, lalu naik dan turun lagi.

"Belum menunjukkan turun, masih terus waspada," ungkap dia.

 

Lampu kuning

Yana menjelaskan, hingga Selasa (15/6/2021), tingkat keterisian tempat tidur Covid-19 di RSHS mencapai 72,3 persen. Dari kapasitas 224 tempat tidur, terisi 162 pasien.

Dengan rincian, ruang isolasi biasa 71 persen dan ICU 79 persen. Jumlah tersebut menunjukkan lampu kuning sehingga pihaknya berusaha meningkatkan kapasitas kamar tidur.

"Kami memantau, mengamati terus, khususnya untuk rawat inap. Kami mewaspadai ini sudah lampu kuning, trennya masih belum sampai puncak," tutur dia.

Saat ini, pihaknya tengah memproses peningkatan kapasitas tempat tidur sesuai arahan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Problem yang paling penting ada di tenaga kesehatan. Pihaknya membutuhkan relawan tenaga kesehatan (nakes). Untuk itu, ia menggunakan sejumlah cara.

Pertama, mengusulkan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk penambahan relawan nakes.

Kedua, mengusulkan hal yang sama ke pemerintah pusat. Ketiga, menggunakan biaya rumah sakit untuk perekrutan relawan nakes.

"Prosesnya dilakukan secara terbuka," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com