Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ulama Banten Dukung Kejati Usut Aktor Intelektual Korupsi Dana Hibah Ponpes

Kompas.com - 08/06/2021, 19:47 WIB
Rasyid Ridho,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Sejumlah ulama dan tokoh pendiri Provinsi Banten meminta kejaksaan tinggi Banten mengusut secara tuntas kasus dugaan korupsi dana hibah Pondok Pesantren (Ponpes) tahun anggaran  2018 dan 2020.

Ulama kharismatik Banten Abuya Muhtadi Dimyati hingga pendiri Provinsi Banten Embay Mulya Syarif memberikan dukungan moril kepada lembaga adhiyaksa itu.

Salah satu ulama di Banten, KH Matin Sarkowi menyatakan dukungannya kepada kejaksaan untuk mengungkap siapa aktor intelektualnya.

Baca juga: Dituduh Terlibat Korupsi Dana Hibah Ponpes, Ini Respons Gubernur Banten

"Berbagai kasus korupsi terutama menyangkut dana hibah ponpes, tujuannya adalah kita melindungi pesantren. Agar pesantren tidak dijadikan alat oleh oknum siapapun itu yang merampas hak pesantren," kata Matin kepada wartawan di Kejati Banten, Selasa (8/6/2021).

Para ulama menjamin kondisi Provinsi Banten akan tetap kondusif, meski kasus hibah ini terus diusut kejati Banten, hingga tuntas.

"Kajati harus on the track, tegakkan hukum, kita akan ikut di belakang pak Kajati. Yang benar pasti benar, yang salah harus rela menerima akibat kesalahannya karena hukuman itu," ujarnya.

Baca juga: Dana Hibah Ponpes Rp 117 Miliar Dikorupsi, Gubernur Banten: Kok Tega, Itu Zalim

Pemeriksaan kasus dana hibah ponpes di Banten masih berlanjut

Kajati Banten Asep Nana Mulyana mengatakan, dukungan yang diberikan ulama Banten menjadi penyemangatnya untuk terus bekerja mengungkap kasus dugaan korupsi dana hibah ponpes.

"Ini menjadi penyemangat untuk bekerja lebih baik dan lebih baik lagi," kata Asep.

Saat ini, penyidik masih bekerja keras untuk menyelesaikan pemberkasan, dan pemeriksaan saksi-saksi dalam kasus hibah Ponpes tersebut.

"Masih jalan dan masih ada pemeriksaan," tambahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPDB Banten Dibuka 19 Juni 2024, Pj Gubernur Janjikan Server Tak Akan 'Down'

PPDB Banten Dibuka 19 Juni 2024, Pj Gubernur Janjikan Server Tak Akan "Down"

Regional
Dihantam Gelombang Pasang, Belasan Bangunan di Mukomuko Hancur

Dihantam Gelombang Pasang, Belasan Bangunan di Mukomuko Hancur

Regional
Komnas PA Kecam Aksi Ibu Muda di Tangsel Cabuli Anaknya Sendiri

Komnas PA Kecam Aksi Ibu Muda di Tangsel Cabuli Anaknya Sendiri

Regional
Persiapan Pilkada di 2024 Jateng, Gubernur Nana Minta Semua Pihak Bersinergi

Persiapan Pilkada di 2024 Jateng, Gubernur Nana Minta Semua Pihak Bersinergi

Regional
Hingga Malam Hari Listrik Sebagian Wilayah Jambi Masih Padam

Hingga Malam Hari Listrik Sebagian Wilayah Jambi Masih Padam

Regional
Dikeroyok Saat Rusuh Piala Bupati Semarang, Dua Wasit Masih Dirawat

Dikeroyok Saat Rusuh Piala Bupati Semarang, Dua Wasit Masih Dirawat

Regional
4 Pemuda Jebak Gadis di Kafe, Dicekoki Miras Lalu Diperkosa

4 Pemuda Jebak Gadis di Kafe, Dicekoki Miras Lalu Diperkosa

Regional
Kronologi Pemuda Bunuh Kekasihnya di Pati, Sakit Hati karena Mau Ditinggal Menikah

Kronologi Pemuda Bunuh Kekasihnya di Pati, Sakit Hati karena Mau Ditinggal Menikah

Regional
Listrik Padam, Internet di Palembang 'Down'

Listrik Padam, Internet di Palembang "Down"

Regional
Berdiri di Atas Drainase, Lapak PKL di Taman Siteba Padang Dibongkar

Berdiri di Atas Drainase, Lapak PKL di Taman Siteba Padang Dibongkar

Regional
Sebagian Wilayah Bangka Gelap Gulita, Sinyal Terganggu

Sebagian Wilayah Bangka Gelap Gulita, Sinyal Terganggu

Regional
4 Desa di Cilacap Mulai Kekeringan, BPBD Salurkan Bantuan Air Bersih

4 Desa di Cilacap Mulai Kekeringan, BPBD Salurkan Bantuan Air Bersih

Regional
Kerusuhan Tarkam Piala Bupati Semarang, Polisi Bakal Panggil Pemain yang Terlibat

Kerusuhan Tarkam Piala Bupati Semarang, Polisi Bakal Panggil Pemain yang Terlibat

Regional
PPP Buka Penjaringan Bacabup Lebak, Wakil Wali Kota dan Anggota DPR Mendaftar

PPP Buka Penjaringan Bacabup Lebak, Wakil Wali Kota dan Anggota DPR Mendaftar

Regional
Ombudsman NTT Ungkap Keluhan Warga soal BBM Eceran Dijual Rp 35.000 Per Botol di Sabu Raijua

Ombudsman NTT Ungkap Keluhan Warga soal BBM Eceran Dijual Rp 35.000 Per Botol di Sabu Raijua

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com