JEMBER, KOMPAS.com – Produk edamame yang dikembangkan di Kabupaten Jember ternyata lebih disukai warga Jepang. Alasannya, Indonesia merupakan negara tropis sehingga mendukung peningkatan kualitas dan rasa edamame.
Budi daya edamame ini dikembangkan oleh PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ) melalui anak perusahaannya PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT) di Kabupaten Jember.
Bahkan, produk edamame ini sudah diekspor ke luar negeri, pasar utamanya adalah Jepang.
Direktur Presiden PT GMIT Erwan Santoso menjelaskan, Jepang merupakan negara tujuan ekpor yang sangat memperhatikan keamanan dan mutu pangan.
“Pasar utama kami ke Jepang, tapi kami mulai buka pasar Eropa dan Amerika serta Laos,” kata dia kepada Kompas.com, Jumat (4/6/2021).
Ia menjelaskan, sebanyak 600-700 ton edamame akan diproduksi untuk kebutuhan ekspor 2021. Bahkan pada April, sebanyak 21 ton edamame telah dieksporke Jepang.
“Semoga sampai bulan Desember bisa terus eskpor,” tambah dia.
Pihaknya akan menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian. Harapannya bisa terus mengembangkan edamame dengan pola kemitraan bersama masyarakat.
Baca juga: 3 Warga Tewas Tertembak Saat Terjadi Kontak Senjata antara KKB dan Aparat Keamanan
Potensi besar itu dilirik oleh Kementerian Perekonomian agar edamame juga bisa ditanam oleh petani.
“Kami melihat komoditas yang berdaya saing dan memiliki nilai ekonomi tinggi,” tambah Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Kementerian Perekonomian, Yuli Sri Wilanti saat berkunjung ke pabrik edamame PT GMIT.
Ia menilai edamame Jember memiliki kualitas terbaik yang dibutuhkan Jepang. Untuk itu, pihaknya mengajak Kementerian Koperasi, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Desa untuk melihat langsung proses bisnis yang dilakukan perusahaan sebagai eksportir yang bekerja sama dengan petani.
“Bagaimana petani mendapatkan peluang untuk budi daya edamame yang kerja sama dengan perusahaan,” terang dia.
Apalagi, peningkatan ekspor menjadi hal yang diinginkan Presiden Joko Widodo karena akan meningkatkan devisa negara.
Potensi besar edamame itu perlu terus ditingkatkan. Sebab, potensi ekspor sebesar 70.000 ton per tahun. Sementara produksi baru mencapai 6.000 ton per tahun.
“Artinya butuh lahan yang lebih luas dan petani yang lebih banyak,” tambah dia.
Apalagi, tantangannya tidak mudah untuk mengedukasi petani budi daya edamame. Sebab membutuhkan keterampilan khusus dibandingkan budi daya tanaman lainnya.
Sementara itu, staf ahli bidang hubungan antar lembaga Kementerian desa dan PDTT Samsul Widodo menambahkan, potensi budi daya edamame bisa bekerja sama dengan desa melalui badan usaha milik desa (BUMDes).
“Kami mencoba melihat, kalau BUMDes kerja sama dengan PT GMIT seperti apa, itu kami pelajari,” jelas dia.
Sebab, pangan menjadi komoditas yang terus bertahan dengan segala keadaan. Dari sana, diharapkan muncul petani milenial yang budi daya edamame.
Ia mengaku, sekitar 200 BUMDes akan mengundang PT GMIT untuk menyosialisasikan budi daya edamame.
“Ini peluang yang besar, kami ingin semangat kewirausahaan BumDes muncul,” tambah dia.
Baca juga: Cerita Risma Bertemu Bupati Amon Saat Kunjungi Korban Bencana di Alor: Dia Tidak Menyapa Saya...
Upaya pengembangan edamame oleh petani itu juga mendapat dukungan dari Kementerian koperasi dan UKM.
“Saya arahkan mereka dengan cara koperasi agar tidak hanya bertani, tapi bisa berkembang,” tambah asisten deputi pengembangan ekosistem bisnis Kemenkop dan UKM.
Group Head of sustainability and corporate communications PT ANJ Nunik Maharani Maulana menambahkan, pihaknya aktif berkomunikasi dengan kementerian untuk pengembangan budi daya edamame.
Menurut dia, pihak kementerian ingin mengetahui keberhasilan budi daya edamame dan pola kemitraan dengan petani. Sebab, produk tersebut sudah diekspor ke Jepang.
“Kami berharap pasar ekspor bukan hanya Jepang, tapi negara lain,” tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.