Nama dan alamat DM yang disebutkan TR, sama persis dengan identitas KTP yang tersebar di media sosial. DM diduga sebagai pelaku investasi bodong Beezy dengan total kerugian berkisar Rp 70 miliar.
Korban diduga tak hanya di Berau, tapi juga di beberapa daerah lain di Indonesia. BS membenarkan KTP yang tersebar itu sama dengan DM yang ia kenal.
BS menjelaskan, ia mengetahui DM saat keduanya pernah satu sekolah di Berau. Namun berjalan waktu jarang ada komunikasi.
Informasi terakhir, kata BS, DM berstatus mahasiswi di sebuah universitas ternama di Samarinda.
Saat BS mengantar TR mendatangi rumah DM yang bersangkutan tak ada di tempat.
"Kata TR dia chatingan terakhir sama DM, dia ada di Samarinda bawa koper, katanya ke rumah temannya," tutur BS.
BS mengaku tak punya urusan dengan DM. Kerugian ratusan juta yang ia alami bersama lima keluarganya itu saat berurusan dengan TR.
“Jadi saya laporkan TR. Saya enggak tahu soal DM meski saya kenal. Karena owner saya ya TR bukan DM,” tegas BS.
Menurut BS, total korban yang berinvestasi ke TR di Berau berjumlah 41 orang dengan total kerugian sekitar Rp 408 juta. BS berharap kerugiannya bersama keluarga bisa dikembalikan.
"Saya hanya minta kembali modal, tapi sampai sekarang tidak ada jawaban dari TR, karena itu saya laporkan ke polisi," pungkas BS.
TR belum bersedia memberikan keterangan saat dihubungi Kompas.com.
Dia hanya berujar melapor balik DM ke Polres Berau.
“Ada beberapa teman saya yang laporin saya. Jadi saya mau lanjut laporin DM,” ungkap TR melalui pesan singkat.
Kasat Reskrim Polres Berau, AKP Ferry Putra Samodra mengatakan total kerugian para korban yang melapor berkisar Rp 2 miliar.
“Kalau kalkulasi kami saat ini sekitar itu. Sudah ada dua terlapor (TR dan DM),” ungkap Ferry.
Disinggung perihal total kerugian Rp 70 miliar sebagaimana informasi yang beredar di media sosial, Ferry belum memastikan.
“Saya belum tahu soal besaran itu. Tapi angka itu mungkin gabungan seluruh Indonesia. Kalau di Berau saja, kami kalkulasi enggak sampai Rp 70 miliar,” terang Ferry.
Ferry belum mengetahui motif pelaku, sebab dua terduga pelaku yang dilaporkan belum diperiksa.
“Kami masih lakukan penyelidikan dengan pemanggilan pihak-pihak terkait,” pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.