Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Itera Lampung Ciptakan Alat Deteksi Sopir Mengantuk

Kompas.com - 03/06/2021, 15:44 WIB
Tri Purna Jaya,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Alat ciptaan tiga mahasiswa Institut Teknologi Sumatra (Itera) Lampung ini mampu diklaim mampu mendeteksi pengemudi yang mengantuk.

Jika pengemudi terdeteksi mengantuk, alat tersebut akan membunyikan alarm.

Tiga mahasiswa yang menciptakan alat pendeteksi pengemudi mengantuk itu adalah David Styawan, Dodi Josua Siregar, dan Lutfi Arazi.

Ketiganya dibimbing oleh dosen Swadexi Istiqphara dan Uri Arta Ramadhani.

Salah satu mahasiswa, Lutfi Azari mengatakan, alat tersebut berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan internet of things (IoT).

Namun, alat ini dikembangkan baru sebatas bagi pengemudi kendaraan berat.

"Alat akan berfungsi memberikan peringatan suara melalui alarm kepada pengemudi dan menyampaikan notifikasi khusus ke bagian mandor tempat pengemudi bekerja," kata Lutfi dalam keterangan pers, Kamis (3/6/2021).

Baca juga: Ingat, Pantang Makan Petai, Jengkol, dan Bawang Putih jika Ingin Gunakan GeNose

Lutfi menjelaskan, aat pendeteksi kantuk ini bekerja dengan menyimpan data citra berupa foto wajah pengemudi saat sedang mengantuk, seperti saat menguap,  atau kondisi mata terpejam dalam waktu tertentu.

Citra tersebut kemudian dikirim ke database khusus yang telah diciptakan yaitu Detection for heavy vehicle using artificial intelligence (AI) and internet of things (IoT) technology (DETV).

"Sistem ini akan bekerja secara maksimal apabila memenuhi beberapa kondisi, seperti pencahayaan yang cukup, jarak pengemudi tidak terlalu jauh dengan kamera, serta mata dan mulut pengemudi yang tidak terhalang sesuatu," kata Lutfi.

Lutfi menambahkan, latar belakang penciptaan alat tersebut adalah karena berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, kasus kecelakaan kerja mengalami kenaikan setiap tahunnya dan mencapai 114.148 kasus pada tahun 2018.

Baca juga: 8 Orang Rombongan Arisan Tewas dalam Kecelakaan Mobil Pikap, Polisi Ungkap Bukti Sopir Mengantuk

Salah satu penyebab dari kecelakaan kerja adalah kesalahan manusia, berupa pengemudi yang mengantuk saat mengemudikan kendaraan.

“Sehingga, adanya alat ini merupakan suatu upaya untuk menekan laju kenaikan kasus kecelakaan kerja tersebut,” ujar Lutfi.

 

Sopir mengantuk, mandor dapat notifikasi

alat pendeteksi kantuk yang diciptakan mahasiswa Itera Lampung. Dok. Humas Itera Lampung alat pendeteksi kantuk yang diciptakan mahasiswa Itera Lampung.
Lebih lanjut, Lutfi juga memaparkan spesifikasi dan fitur alat rancangan dirinya dan teman-temannya tersebut. Spesifikasi keseluruhan dari sistem ini terdiri atas dua bagian, yaitu hardware dan software.

Pada bagian hardware, alat yang dinamai DETV menggunakan tegangan input 12 V Direct Current (DC) dan arus input 2 A, serta dibungkus dengan box packaging berdimensi 18.5cm x 11.5cm x 5.5cm.

Isi paket pada alat ini di antaranya terdiri atas Raspberry pi 4 Model B, modul Uninterruptible Power Supply (UPS), modul LM2596, modem Wireless Fidelity (WiFi) 2.4 GHz, sirine, kamera 1080p, relay 5V DC dan relay 12V DC.

Adapun bagian software dari sistem ini berupa website DETV yang memiliki beberapa fitur antara lain fitur login, fitur dashboard, fitur data tabel, fitur data grafik, fitur data kendaraan, dan fitur about; serta aplikasi andorid DETV yang masih dalam tahap pengembangan.

“Fitur dasar dari alat ini antara lain memberikan suara sirine kepada pengemudi kendaraan ketika terdeteksi mengantuk, memberikan notifikasi ke mandor ketika terdapat pengemudi kendaraan berat yang terindikasi mengantuk, dan pemrosesan citra pengemudi oleh Raspberry pi 4 Model B yang kemudian dikirim ke database,” kata Lutfi.

Alat ini dilengkapi beberapa fitur tambahan antara desain yang fleksibel sehingga tidak mengganggu penglihatan pengemudi dan mudah diimplementasikan pada kendaraan berat tanpa perlu mengubah sistem kendaraan tersebut.

Mandor juga dapat melihat data citra deteksi berupa tabel dan grafik pada website DETV, serta indikator baterai.

Lutfi menambahkan, karakteristik dari sistem ini antara lain harus selalu terkoneksi dengan internet, dapat beroperasi pada intensitas cahaya minimal 20 Lux, dan jarak deteksi maksimal 90 cm.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Regional
Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif BDB hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif BDB hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Regional
Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Regional
3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asyik Main Judi 'Online' di Warung Kopi

3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asyik Main Judi "Online" di Warung Kopi

Regional
Kronologi Suami di Demak Ajak Adik Bunuh Pria yang Lecehkan Istrinya

Kronologi Suami di Demak Ajak Adik Bunuh Pria yang Lecehkan Istrinya

Regional
Aceh Utara Terima 562 Formasi ASN pada 2024

Aceh Utara Terima 562 Formasi ASN pada 2024

Regional
Jalan Raya di Bandung Barat Tertimbun Longsor, Lalu Lintas Bandung-Purwakarta Tersendat

Jalan Raya di Bandung Barat Tertimbun Longsor, Lalu Lintas Bandung-Purwakarta Tersendat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

Regional
Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Regional
1.000-an Jumantik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

1.000-an Jumantik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Regional
Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Regional
Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Regional
Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Regional
IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com