Juang mengatakan, pihaknya akan membangun komunikasi dengan berbagai komunitas yang fokus terhadap penyandang disabilitas untuk ikut mensosialisasikan program ini.
"Kami minta komunitas untuk membantu. Misalnya ada disabilitas, khususnya teman netra, yang belum melakukan perekaman identitas diri, bisa segera menghubungi kami atau bisa melalui desa. Nanti akan kami bantu cek datanya," ujar dia.
Program ini disambut baik para tunanetra. Salah seorang di antaranya adalah Siswanto.
Dia senang kini telah memiliki KTP, KK, dan akta kelahiran dalam huruf braille.
"Baru sekarang ini tahu bentuknya. Senang banget. Ngurusnya gratis dan mudah. Sekarang kalau ada yang tanya NIK, saya bisa langsung menjawab tanpa harus meminta bantuan orang lain untuk membacakan. Ini sangat membantu," kata pelajar SMA LB Banyuwangi itu.
Juang menuturkan, program ini semakin melengkapi berbagai inovasi pemenuhan hak warga Banyuwangi dalam mengakses dokumen kependudukan.
Di antaranya dengan program bupati ngantor di desa (Bunga Desa) yang langsung bergerak menuntaskan berbagai urusan dokumen kependudukan warga.
Selain itu, ada program ”Camping Embun” (Camping Pelayanan untuk Masyarakat Perkebunan) di mana tim pemda bermalam di kawasan-kawasan perkebunan untuk menuntaskan urusan adminduk warga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.