KOMPAS.com - Nasib naas dialami seorang siswi Madrasah Aliyah (MA) berinisial HKN (16), di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Pasalnya, ia ditemukan tewas mengenaskan di dapur rumahnya yang berlokasi di Desa Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu, pada Rabu (5/5/2021) lalu.
Jenazah korban pertama kali ditemukan oleh adik korban yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) sekitar pukul 10.00 WIB.
Mengetahui kakaknya tewas mengenaskan, sang adik sontak berteriak histeris hingga memicu para tetangganya berdatangan.
Baca juga: Buruh Bangunan di Kudus Tega Memerkosa dan Membunuh Putri Kandungnya di Dapur, Ini Motifnya
Mendapat laporan itu polisi langsung melakukan pendalam penyelidikan untuk mengungkap kasus tersebut.
Kapolres Kudus AKBP Aditya Surya Dharma mengatakan, dari hasil otopsi yang dilakukan tim Biddokes Polda Jateng ditemukan adanya kejanggalan terhadap penyebab kematian korban.
Sebab, ditemukan sejumlah luka bekas penganiayaan pada fisik korban. Di antaranya luka serius pada wajah, leher, dan kepala.
Dengan temuan sejumlah luka itu, polisi menyimpulkan penyebab kematian korban akibat dibunuh.
Baca juga: Akhir Tragis Kematian Siswi MA di Kudus, Diperkosa, Dianiaya, dan Dibunuh Ayah Kandungnya di Dapur
Setelah melakukan penyelidikan dan pemeriksaan saksi di lokasi kejadian, kasus kematian gadis tersebut akhirnya terungkap.
Pelaku ternyata tewas dibunuh oleh ayah kandungnya sendiri bernama Slamet (50).
Ironisnya lagi, selain dianiaya hingga tewas itu korban sebelumnya juga diperkosa hingga dua kali saat rumah dalam keadaan sepi.
Alasan pelaku melakukan tindakan keji terhadap putri kandungnya itu lantaran tidak kuat menahan hasrat seksualnya setelah tidak dilayani istrinya.
"Pelaku mengaku khilaf karena sebulan tidak dilayani kebutuhan biologis oleh istrinya," kata Aditya saat jumpa pers di Mapolres Kudus, Senin (24/5/2021).
Baca juga: Fakta Ratusan Warga Takalar Kaya Mendadak, Dapat Ganti Rugi Proyek Bendungan hingga Miliaran Rupiah
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan itu, pelaku mengakui perbuatannya.
Kata Aditya, pembunuhan itu dilakukan pelaku karena korban menolak diperkosa untuk kedua kalinya.