Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ingin Muncul Klaster Baru, Khofifah Sebut TKI yang Pulang ke Jatim Wajib Jalani 3 Lapis Karantina

Kompas.com - 15/05/2021, 07:30 WIB
Ghinan Salman,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tidak ingin muncul klaster baru dari kelompok pekerja migran atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang sudah pulang ke Jawa Timur, termasuk kemunculan varian atau mutasi baru Covid-19.

Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menerapkan tiga lapis karantina kepada para pekerja migran Indonesia (PMI) atau TKI.

Khofifah menuturkan, meski para pekerja migran telah membawa surat bebas Covid-19 berupa hasil tes usap negatif dari negara asal, namun mereka wajib menjalani karantina.

Mereka akan menjalani karantina di RS Asrama Haji, Kecamatan Sukolilo, Surabaya, sampai dua kali hasil tes swab-nya negatif.

"Jadi ada tiga lapis. Saat datang di sini, diswab. Jika hasilnya negatif dapat dijemput daerahnya dan pulang untuk dilanjutkan karantina lokal. Kalau positif dirujuk ke Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya," kata Khofifah dalam keterangan resmi, Sabtu (15/5/2021).

Baca juga: Beredar Pesan Berantai Sebut Kasus Covid-19 di Jatim Meledak, Khofifah: Hoaks!

Ia menjelaskan, para pekerja migran yang habis masa kontraknya tidak boleh dibiarkan overstay.

Urusan kepulangan dan karantina telah menjadi tugas Pemprov Jatim.

Khofifah memastikan bahwa PMI yang hasil swabnya telah terbukti negatif dapat langsung dijemput oleh pemerintah daerah mereka berasal.

"Bukan hanya dari luar negeri, yang datang dari kota lain dari luar Jatim pun harus melakukan karantina. Ini untuk memastikan agar kita bisa melindungi orang yang kita cintai di keluarga kita masing-masing," ungkap Khofifah.

Ia menyebut, karantina berlapis dilakukan untuk memastikan para pekerja migran dan keluarga mereka tetap aman dan terhindar dari penyebaran dan penularan Covid-19.

PMI yang telah dinyatakan negatif akan kembali ke daerahnya masing-masing. Setiba di daerah mereka, PMI akan kembali dikarantina selama 3 hari.

Baca juga: Detik-detik Kecelakaan Lalu Lintas Seret Korban hingga 8 Kilometer, Saksi: Mengerikan

Setelah itu, PMI akan menjalani swab kedua, diikuti dengan PPKM Mikro selama 14 hari. Ini berlaku bagi PMI asal Jatim maupun provinsi lain.

"Karantina berlapis harus dilakukan agar semua senantiasa terlindungi dan dipastikan sehat, baik keluarga yang ada di kampung, pun PMI sendiri," ujar Khofifah.

Sejak dimulainya karantina pada 28 April 2021 hingga Kamis (13/5/2021), tecatat 76 PMI terkonfirmasi positif Covid-19 dari total 8.188 PMI yang telah tiba di Jawa Timur.

Hingga hari ini, ada 359 PMI yang masih menjalani masa karantina aktif.

Kedatangan PMI diperkirakan akan berlangsung hingga Juli 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS di Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600an

KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS di Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600an

Regional
500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

Regional
Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Regional
Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Regional
BEM Unnes Kritik Biaya Sumbangan Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Ini Kata Kampus

BEM Unnes Kritik Biaya Sumbangan Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Ini Kata Kampus

Regional
Satu Rumah dan 2 Sepeda Motor Ludes Terbakar di Sebatik, Diduga Akibat Korsleting Listrik

Satu Rumah dan 2 Sepeda Motor Ludes Terbakar di Sebatik, Diduga Akibat Korsleting Listrik

Regional
Partai di Brebes Buka Penjaringan Pilkada, Mantan Wakil Bupati dan Sejumlah Petani Bawang Ambil Formulir

Partai di Brebes Buka Penjaringan Pilkada, Mantan Wakil Bupati dan Sejumlah Petani Bawang Ambil Formulir

Regional
Jasad Korban Penembakan KKB Belum Dipindahkan karena Pesawat Takut Terbang ke Homeyo

Jasad Korban Penembakan KKB Belum Dipindahkan karena Pesawat Takut Terbang ke Homeyo

Regional
Klaim Dapat Dua Rekomendasi Golkar, Dico Bisa Pilih Maju di Pilkada Jateng atau Kendal

Klaim Dapat Dua Rekomendasi Golkar, Dico Bisa Pilih Maju di Pilkada Jateng atau Kendal

Regional
Cegah PMK Jelang Idul Adha, Pedagang di Solo Diminta Tak Datangkan Sapi dari Luar Daerah

Cegah PMK Jelang Idul Adha, Pedagang di Solo Diminta Tak Datangkan Sapi dari Luar Daerah

Regional
Raker Konwil I Apeksi Pekanbaru Dimulai, Ini Rangkaian Kegiatannya

Raker Konwil I Apeksi Pekanbaru Dimulai, Ini Rangkaian Kegiatannya

Kilas Daerah
Jadi Narsum HTBS, Pj Nurdin Paparkan Upaya Pemkot Tangerang Tanggulangi Tuberkulosis

Jadi Narsum HTBS, Pj Nurdin Paparkan Upaya Pemkot Tangerang Tanggulangi Tuberkulosis

Regional
Promosikan Produk Unggulan Koperasi dan UMKM, Pemkot Semarang Gelar SIM

Promosikan Produk Unggulan Koperasi dan UMKM, Pemkot Semarang Gelar SIM

Regional
Ingin Tetap Oposisi, PKS Solo Tolak Bergabung ke Prabowo-Gibran

Ingin Tetap Oposisi, PKS Solo Tolak Bergabung ke Prabowo-Gibran

Regional
Balihonya Bermunculkan Jelang Pilkada, Ketua PPP Magelang Beri Penjelasan

Balihonya Bermunculkan Jelang Pilkada, Ketua PPP Magelang Beri Penjelasan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com