Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhan Sopir dan Kernet di Medan Hadapi Larangan Mudik: Utang Tahun Lalu Pun Belum Lunas, Kami Harus Utang Lagi...

Kompas.com - 05/05/2021, 07:27 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Mulai dari kernet, sopir, hingga pengusaha transportasi mengalami kerugian besar dengan larangan beroperasinya bus membawa penumpang. Mudik Lebaran yang seharusnya menjadi 'musim panen' bagi mereka berlalu begitu saja. 

Di pool bus Makmur dan Himalaya di Jalan Sisingamangaraja, pada Selasa (4/5/2021) siang begitu lengang. Sangat berbeda dengan beberapa hari sebelumnya.

Hanya ada dua bus yang terparkir di tempat tersebut. Sebelumnya, kedua bus tersebut membawa sejumlah penumpang dari Pekanbaru, Riau.

Humas PT Makmur Tinton Hutapea ketika ditemui di lokasi menjelaskan, hari Selasa, 4 Mei 2021, adalah hari terakhir bus Makmur memberangkatkan penumpang ke Pekanbaru, Riau.

Jumlah penumpangnya pun hanya sekitar 100 orang. Jumlah itu sangat kecil dibandingkan pada Lebaran sebelum masa pandemi yang bisa mencapai ribuan orang.

"Hari ini terakhir. Setelah tanggal 6 semua bus digudangkan. Pemudik, enggak ada sama sekali. Biasa sepi. (yang ada) dari Riau ke Medan. Lumayan ramailah. Tapi kalau pengiriman barang ke Pekanbaru, Dumai, Kerinci, itu lumayan. Ada lonjakan sekitar 60 persen selama 2 hari ini," katanya.

Baca juga: Edarkan Surat Bebas Covid-19 Palsu, Pegawai Dinkes Cianjur Ditangkap, Kasus Terungkap dari Pengakuan Sopir Travel Gelap

Berharap pada ekspedisi barang

Pengiriman/ekspedisi barang menjadi tumpuan bagi bus Makmur ketika penumpang semakin menurun.KOMPAS.COM/DEWANTORO Pengiriman/ekspedisi barang menjadi tumpuan bagi bus Makmur ketika penumpang semakin menurun.
Tinton menjelaskan, pihaknya sudah sejak jauh hari menolak keberangkatan pemudik di atas tanggal 6 - 17 Mei.

"Paling kita berharap di ekspedisi (barang) ajalah. Enggak ada lagi yang lain. Motor (bus) kita enggak jalan. Keluhan, sudah pastilah. Cuma mau gimana. Kalau motor enggak jalan, otomatis pendapatan berkurang," ujarnya.

Dia menuturkan, sebelum masa pandemi, jumlah penumpang mudik mencapai ribuan orang. Kemudian saat pandemi, pada tahun 2020, turun 70 - 80 persen. Ditambah lagi tahun lalu, selama 3 bulan tidak ada operasional sama sekali.

"Dulu penumpang 1.000-an. Sekarang, ya untuk dapat 100 orang saja sangat bersyukur kita," ucap Tinton. 

Dia mengungkapkan, PT Makmur memiliki 50-an armada. Jumlah sopir, kernet, dan lainnya sekitar 200 orang. Kesemuanya terpaksa menganggur lantaran ada larangan beroperasi. 

"Nasib mereka, ya enggak jalan. Cuma pimpinan pasti ada perhatiannya. Umumnya mereka itu kan pegawai lepas. Kalau berangkat baru ada uang. Tak ada berangkat ya tak ada," katanya. 

Baca juga: 6-17 Mei Dilarang Mudik, Jeritan Sopir Bus AKAP: Tahun Lalu PSBB, Tak Ada Pemasukan, Tak Dapat Bantuan...

Penumpang pilih mudik lebih awal

Dua orang penumpang tampak membeli tiket di loket Bus Makmur di Jalan Sisingamangaraja, Medan pada Selasa (4/5/2021) sore.KOMPAS.COM/DEWANTORO Dua orang penumpang tampak membeli tiket di loket Bus Makmur di Jalan Sisingamangaraja, Medan pada Selasa (4/5/2021) sore.
Seorang penumpang, Ali Gepeng Rambe, mengatakan, dia bersama keluarganya berangkat pada Senin (3/5/2021) dari Aceh menuju Pekanbaru dan transit di Medan.

Dia terpaksa lebih cepat mudik karena mengetahui ada larangan transportasi membawa pemudik mulai dari 6 - 17 Mei. Dia sudah memimpikan mudik sejak setahun lalu. 

"Tahun lalu tak bisa mudik karena namanya Covid ada larangan. Adapun tahun ini boleh mudik dengan catatan mematuhi aturan pemerintah sebelum 6 - 17 Mei boleh mudik. Hari ini terakhir. Nanti kami berangkat jam 6 sore dan jam 7 pagi sudah sampai di sana," katanya. 

Baca juga: Terminal Klari Karawang Tutup 6-17 Mei 2021, Tidak Ada Bus Beroperasi

 

Utang tahun lalu belum lunas, harus berutang lagi

Oscar Sitanggang tampak sibuk memperbaiki kaca spion bus yang bagian besinya berkarat. Sejak 1985, 2 tahun terakhir adalah tahun yang berat.KOMPAS.COM/DEWANTORO Oscar Sitanggang tampak sibuk memperbaiki kaca spion bus yang bagian besinya berkarat. Sejak 1985, 2 tahun terakhir adalah tahun yang berat.
Ditemui di gudang bus Makmur di Jalan STM, Oscar Sitanggang tampak sibuk memperbaiki kaca spion bus yang bagian besinya berkarat.

Dia mengikat di beberapa bagian dengan kawat dan direkatkannya dengan tang. Dia mengaku sudah bekerja di bus Makmur sebagai kernet sejak 1985.

Ketika ditanya apa beda musim mudik sebelum pandemi dengan saat pandemi seperti sekarang ini. Menurutnya, perbedaan itu sangat terasa.

"Sakitlah. Beda kali (dengan sebelum pandemi). Harapannya ada dikasih bantuanlah. Tahun lalu ada dari perusahaan. Sembako dan uang setiap hari Rp 100.000," tuturnya.

Sementara itu, Berlin Gultom pada hari ini akan menjalankan bus terakhir sebelum menjadi 'penganggur' selama dua minggu. Biasanya, dia membwa bus hampir setiap hari ke Pekanbaru.

"Iya ini mau ke Pekanbaru. Hari terakhir bekerja karena dari tanggal 6 sampai 17 Mei tak boleh operasional. Jadi setelah tanggal 6 kita nganggur lagi," katanya. 

Baca juga: Ratusan Pemudik Tujuan Sumbar, Madina dan Tapsel Memadati Pul Bus ALS di Medan

Ia mengatakan, larangan operasional selama larangan mudik ini sangat memberatkan semua yang bekerja di sektor transportasi mulai dari kernet, sopir, sampai pengusaha.

Pandemi tahun lalu, bus tak beroperasi selama 3 bulan, dimulai sebelum memasuki bulan puasa. 

"Sekarang ini, 2 minggu sebelum Lebaran diberhentikan. Jadi sangat kecewa. Ibarat padi, ini panen. Ada rezeki lebih dari hari biasanya. Dulu banyak cara kami lakukan, jual barang, utang, dan belum terbayar utang itu, belum lunas, udah harus berutang lagi. Tak tahulah ekonomi hari esok," katanya.

Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menetapkan larangan mudik Lebaran 2021 mulai 6 - 17 Mei 2021.

Warga dilarang mudik atau bepergian ke luar kota pada periode tersebut guna meminimalisasi penularan Covid-19. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com