Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sianida yang Digunakan dalam Sate Beracun Diduga Didapat Melalui Cara Ilegal

Kompas.com - 04/05/2021, 18:39 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memastikan selalu memantau bahan-bahan berbahaya seperti kalium sianida yang digunakan pada sate beracun.

Muncul dugaan bahwa kalium sianida didapat oleh pelaku secara ilegal.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag DIY Yanto Aprianto menjelaskan, pembelian bahan-bahan berbahaya harus mendapatkan rekomendasi dari pihak disperindag.

"Jadi kalau untuk bahan berbahaya kalau di Disperindag itu pembelian bahan itu juga harus menggunakan rekomendasi dari kami. Jadi tidak bebas diperjualbelikan," katanya saat dihubungi, Selasa (4/5/2021).

Baca juga: Terungkap, Nani Pengirim Sate Beracun Sudah Menikah Siri dengan Tomy, Anggota Polisi yang Jadi Targetnya

Ia mencontohkan seperti bahan formalin yang digunakan dalam bidang medis harus melalui proses pengadaan barang terlebih dahulu untuk membeli formalin.

"Ambil contoh untuk penggunaan formalin, dari rumah sakit mengajukan permohonan dulu untuk melakukan pembelian formalin ke Disperindag. Lalu diberikan persetujuan untuk melakukan pembelian," kata dia.

Sambung Yanto, pembeli bahan-bahan berbahaya juga wajib melaporkan ke dinas tentang penggunaan dari bahan berbahaya itu. Ia menambahkan pihak penjual harus memiliki izin.

"Jadi aturannya harus ada surat rekomendasi dari Disperindag. Kalau yang bersangkutan mendapatkan seperti itu ya mungkin ada di pasaran atau seperti apa penjualannya kami kurang begitu paham yang jelas tidak bebas diperjualbelikan," jelasnya.

Dia menjelaskan, toko yang memiliki izin untuk mengedarkan bahan-bahan berbahaya wajib melaporkan secara berkala yakni selama 3 bulan sekali.

"Zat pewarna itu kan pewarna lainnya juga gitu harus laporan, pembelian harus tercatat, nomor telpon, kemana dijualnya itu harus dicatat. Tidak boleh tidak harus dilaporkan juga itu rutin 3 bulan sekali laporan," kata dia.

Baca juga: Kronologi Lengkap Kasus Sate Beracun di Bantul, Sosok Perempuan Misterius hingga Saran dari Pria Lain

Terkait peredaran sianida ia menduga adanya kemungkinan didapat secara ilegal. Menilik kasus formalin beberapa waktu lalu formalin banyak didapat dari batas-batas kota.

"Bisa juga seperti itu (ilegal). Bukan dari kita, karena kan seperti Jogja ini pintu masuknya kan dari berbagai tempat gitu ya. Ambil contoh seperti formalin dulu itu kan kebanyakan datang dari batas-batas kota," kata dia.

Terkait pengawasan pihaknya selalu melakukan pengawasan baik melakukan pengawasan sendirian dan menggandeng Balai POM (Pengawas Obat dan Makanan).

"Ada pengawasan, baik dengan Balai POM atau kita sendiri kita lakukan pengawasan bahan berbahaya ini. Apalagi bahan berbahaya yang digunakan untuk bahan makanan itu juga kita lakukan pengawasan. Jangan sampai membahayakan masyarakat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Regional
Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Kilas Daerah
BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

Regional
Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Regional
Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

Regional
4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

Regional
Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com