Setiap tiba bulan Ramadhan, produksi caruluk di Kampung Kedunghilir melonjak drastis seiring meningkatnya permintaan pasar.
Bahkan, sejak awal bulan puasa hingga saat ini, para perajin telah memproduksi lebih dari 1 ton untuk dipasok ke sejumlah tempat, termasuk ke luar daerah.
Salah seorang perajin Junaedi (47) menuturkan, Ramadhan tahun ini ia mendapat pesanan dari 9 orang pengepul.
Junaedi pun melibatkan anggota keluarga dan warga lain untuk memenuhi permintaan tersebut.
Setiap hari, Junaedi berangkat ke lahan kosong tak jauh dari rumahnya untuk memproduksi caruluk.
Proses pengolahannya sendiri dikerjakan secara berkelompok.
Ada yang bertugas merebus, mengupas dan menumbuk.
Masing-masing dari mereka akan mendapatkan bayaran atau upah secara bervariasi.
"Kalau Ramadhan memang permintaannya selalu naik. Meski hari-hari biasa juga tetap produksi, tapi tak sebanyak saat bulan puasa," kata Junaedi.
Disebutkan, permintaan caruluk meningkat sejak hari ketiga Ramadhan dan akan terus naik hingga H-5 Idul Fitri atau sepekan sebelum lebaran.
Tingginya permintaan tentunya berimbas pada kenaikan harga yang cukup drastis.
“Karena permintaan tinggi harganya pun naik jadi Rp 8.000 per kilogram dari Rp 4.000. Kalau dijual eceran bisa Rp 15.000,” ujar dia.