Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Zulkieflimansyah Tak Larang Warga Mudik Lebaran di NTB, Ini Alasannya...

Kompas.com - 20/04/2021, 22:56 WIB
Karnia Septia,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah memiliki alasan tersendiri soal tidak adanya larangan mudik lebaran bagi warga yang akan pulang ke kampung halaman, selama masih berada di wilayah NTB.

Menurut Gubernur Zul, salah satu alasan kelonggaran aturan mudik ini karena wilayah NTB yang kecil.

"NTB ini wilayahnya kecil, kalau tidak dijelaskan secara detail bisa terlampau kaku seperti pada awal Covid-19 dulu. Ada orang mau berziarah dari Lombok Tengah ke Lombok Timur itu dilarang, jalan ditutup dan lain sebagainya, itu menghadirkan masalah baru," kata Gubernur Zul saat dikonfirmasi di Mataram, Selasa (20/4/2021).

Sebab, tak sedikit warga yang tinggal di Kota Mataram, tetapi memiliki keluarga besar di kabupaten lain, seperti Lombok Tengah dan Lombok Timur.

Meski ada kelonggaran, masyarakat diminta tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan saat mudik lebaran.

Baca juga: Ini Dulu Kebun Sayur, tapi Setelah Hujan dan Badai, Muncul Danau Sepanjang 200 Meter Lebih

"Pengalaman kita kalau orang di sini itu kalau semakin dilarang upayanya jadi lebih kreatif, jadi dibiarkan mengalir saja. Toh tetap protokol kesehatan itu tetap ketat, kalau dilarang-larang jadi penasaran nanti," Kata Zul.

Gubernur Zul khawatir jika larangan mudik tetap diberlakukan di NTB, warga yang ingin mudik justru nekat menggunakan cara-cara yang membahayakan.

"Misalnya kemarin itu ada yang mengakali nyungsep (sembunyi) di dalam truk, di dalam bus dan lain sebagainya, itu kita tidak mau terjadi karena ini susana bulan puasa," Kata Zul.

Zul menegaskan, tidak adanya larangan mudik pada lebaran tahun ini diperuntukan khusus antarkabupaten di NTB.

Sementara untuk yang datang dari luar wilayah NTB dan sebaliknya, akan ada pembatasan sesuai dengan aturan pemerintah pusat.

"Di NTB karena wilayah kita kecil sebenarnya. Jadi persoalan mudik yang dilarang pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19 itu sangat kami mengerti," Kata Zul.

 

Oleh karenanya, warga diminta tetap menjalankan protokol kesehatan. Zul mengatakan, saat ini penanganan kasus penularan virus Covid-19 di NTB sudah cukup baik.

Begitu juga masyarakat yang semakin sadar dan patuh terhadap protokol kesehatan.

"Saya kira masyarakat juga semakin sadar untuk menegakkan protokol kesehatan yang baik. Kalaupun harus mudik di NTB sendiri saya kira bukan masalah yang sangat besar," Kata Zul.

Masyarakat tetap waspada

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr Lalu Hamzi Fikri mengingatkan, masyarakat diminta tidak abai dan meningkatkan kewaspadaan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Baca juga: Korban Bencana di NTT Terima Bantuan Berisi 1 Kg Beras, Sebutir Telur, dan Sebungkus Mi Instan

"Walau pun ada kelonggaran-kelonggaran seperti itu tetap kewaspadaan itu harus ditingkatkan. Enggak bisa abai kita dengan kondisi saat ini, akhirnya lindungi keluarga, lindungi diri sendiri saja," Kata Fikri, Senin (19/4/2021).

Fikri mengatakan, pemeriksaan atau screening ketat tetap akan dilakukan di pelabuhan maupun di bandara, dengan menyertakan hasil pemeriksaan rapid test antigen.

"Pemeriksaan ketat menggunakan prokes harus dijalankan. Kalau enggak ya tadi kita membuat peluang-peluang lagi," Kata Fikri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Regional
20.222 Peserta Ikut UTBK 2024, Unhas Antisipasi Joki dan Mahasiswa Titipan

20.222 Peserta Ikut UTBK 2024, Unhas Antisipasi Joki dan Mahasiswa Titipan

Regional
Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Regional
Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Regional
Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Regional
Segera Buka Penjaringan Bakal Cawalkot Solo, Gerindra Cari Sosok yang Bisa Lanjutkan Kerja Gibran

Segera Buka Penjaringan Bakal Cawalkot Solo, Gerindra Cari Sosok yang Bisa Lanjutkan Kerja Gibran

Regional
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Korban Dibunuh di Bandung, Pelaku Ditangkap di Palembang

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Korban Dibunuh di Bandung, Pelaku Ditangkap di Palembang

Regional
Kantor UPT Pembibitan Pertanian NTT Terbakar, 2 Bangunan dan 4 Mobil Hangus

Kantor UPT Pembibitan Pertanian NTT Terbakar, 2 Bangunan dan 4 Mobil Hangus

Regional
Dinyatakan Bersalah Jadi Sebab Banjir di Kota Serang, BBWSC3 Banding

Dinyatakan Bersalah Jadi Sebab Banjir di Kota Serang, BBWSC3 Banding

Regional
Hari Pertama PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Semarang, Belum Ada yang Daftar

Hari Pertama PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Semarang, Belum Ada yang Daftar

Regional
Pemprov Sumbar Siapkan 6 Titik Nobar Timnas lewat Videotron

Pemprov Sumbar Siapkan 6 Titik Nobar Timnas lewat Videotron

Regional
PSI dan PBB Beri Sinyal Kuat Dukung Andra Soni pada Pilkada Banten 2024

PSI dan PBB Beri Sinyal Kuat Dukung Andra Soni pada Pilkada Banten 2024

Regional
Vonny Francis, Perempuan Pertama yang Menyatakan Diri Maju Pilkada Sikka

Vonny Francis, Perempuan Pertama yang Menyatakan Diri Maju Pilkada Sikka

Regional
Di Sumbawa, Jokowi Ungkap Penyebab Turunnya Harga Jagung

Di Sumbawa, Jokowi Ungkap Penyebab Turunnya Harga Jagung

Regional
Pembangunan 'Sheet Pile' di Kawasan Rawan Rob Semarang Capai 70 Persen

Pembangunan "Sheet Pile" di Kawasan Rawan Rob Semarang Capai 70 Persen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com