Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Lengkap Ayah Ancam Bunuh Anak di Medan, Bermula dari Tidak Ada Air...

Kompas.com - 13/04/2021, 05:15 WIB
Dewantoro,
Farid Assifa

Tim Redaksi

 

MEDAN, KOMPAS.com - Polisi mengungkap fakta-fakta kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Medan yang videonya viral di media sosial beberapa waktu lalu.

Kasus tersebut bermula dari kemarahan pelaku terhadap istrinya karena tidak ada air. Pelaku juga meluapkan kemarahannya kepada anak yang tak memberitahu keberadaan ibunya karena pergi membawa anaknya yang paling kecil. 

Di Mapolrestabes Medan, Wakasat Reskrim Polres AKP Raffles Marpaung, mengatakan, pelaku yang berinisial RT (48), warga Kecamatan Medan Barat, bertengkar dengan istrinya, ER (44) karena tidak ada air minum di rumah pada Senin (5/4/2021) sekitar pukul 11.00 WIB.

Baca juga: Duduk Perkara di Balik Video Ayah yang Emosi dan Ancam Bunuh Anaknya

Sehari kemudian, sekitar pukul 12.00 WIB, kembali terjadi pertengkaran. Pelaku mengucapkan kata-kata makian kepada ER.

Selanjutnya, RS minggat dan membawa anaknya yang paling kecil ke rumah saudaranya.

"Pelaku menanyakan keberadaan istrinya. Pelaku tidak menerima jawaban dari anak-anaknya dan melakukan pengancaman kepada kedua anaknya," katanya. 

Selanjutnya, pada pukul 22.00 WIB, ER mendapat kabar anak-anaknya berinisial ZAT dan ART diancam dianiaya dengan palu dan parang oleh ayahnya.

ER dan kedua korban ketakutan sehingga sementara diamankan di rumah perlindungan. ER selanjutnya membuat laporan ke polisi, lalu petugas melakukan pelacakan. 

"Kemudian ternyata setelah kami lakukan pelacakan, pencarian data, yang bersangkutan pernah ditahan dengan kasus kekerasan juga, namun bedanya ada bentrok antar-ormas," katanya, Senin (12/4/2021).

Pelaku ditangkap di rumah keluarganya di Medan pada Sabtu (10/4/2021). Pelaku dikenai pasal 44 ayat 1 pasal 45 UU RI No. 23/2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga dan pasal 2 ayat 1 UU Darurat No. 12/1951 tentang senjata tajam dengan ancaman hukuman selama 12 tahun penjara.

Sementara itu, anak RT, ZAT ketika diwawancara mengucapkan terima kasih kepada Polrestabes Medan yang sudah bergerak cepat menangani kasus tersebut dan memberikan rumah aman dan tinggal nyaman. Dia menyerahkan perkara ini kepada pihak kepolisian. 

Baca juga: Anak yang Bunuh Ayah secara Sadis Kini Bunuh Diri di Ruang Tahanan

Menurutnya, bagaimana pun keluarga memaafkan RT namun proses hukum tetap berjalan. 

"Sering sih. Pas dia marah aja. Kalau marah seperti itu lah, dari dulu. (Pekerjaan bapak) sekarang kurang tahu. Dulu dia kontraktor. (Bapak) nggak pernah mabuk. Bukan karena mabuk. Temperamental," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gali Pasir di Tambang Galian C, Pencari Pasir di Mojokerto Tewas Tertimpa Batu

Gali Pasir di Tambang Galian C, Pencari Pasir di Mojokerto Tewas Tertimpa Batu

Regional
Biaya Perakitan Jadi Alasan Warga Demak Menolak Bantuan Rumah Apung

Biaya Perakitan Jadi Alasan Warga Demak Menolak Bantuan Rumah Apung

Regional
Banjir Luwu, 210 KK Terdampak, Warga Butuh Bahan Makanan

Banjir Luwu, 210 KK Terdampak, Warga Butuh Bahan Makanan

Regional
ASN Disdukcapil Nunukan Tersangka Pelecehan Seksual Tak Ditahan

ASN Disdukcapil Nunukan Tersangka Pelecehan Seksual Tak Ditahan

Regional
Kirab Waisak Candi Mendut-Borobudur, Ribuan Umat Buddha Padati Jalanan

Kirab Waisak Candi Mendut-Borobudur, Ribuan Umat Buddha Padati Jalanan

Regional
Terungkap Motif Pembantu Bunuh Majikan di Lembang, Dendam dan Ingin Kuasai Harta Korban

Terungkap Motif Pembantu Bunuh Majikan di Lembang, Dendam dan Ingin Kuasai Harta Korban

Regional
Pengungsi Rohingya dari Perairan Malaysia Mendarat di Langkat, Warga Menolak

Pengungsi Rohingya dari Perairan Malaysia Mendarat di Langkat, Warga Menolak

Regional
Kru Eksebisi WWF dari Korea Selatan Ditemukan Meninggal di Hotel Bali, Sempat Mengeluh Sesak

Kru Eksebisi WWF dari Korea Selatan Ditemukan Meninggal di Hotel Bali, Sempat Mengeluh Sesak

Regional
Ada Kirab Waisak, Jalur Mendut-Borobudur Ditutup, Peluang Cuan Tukang Ojek Dadakan

Ada Kirab Waisak, Jalur Mendut-Borobudur Ditutup, Peluang Cuan Tukang Ojek Dadakan

Regional
Buron 5 Tahun, Pembunuh Mayat Dalam Karung Ditangkap di Aceh Utara

Buron 5 Tahun, Pembunuh Mayat Dalam Karung Ditangkap di Aceh Utara

Regional
Nekat Melintas di Jembatan Muara Tembesi Batanghari, Kapal Tongkang Batu Bara Dilempar Bom Molotov

Nekat Melintas di Jembatan Muara Tembesi Batanghari, Kapal Tongkang Batu Bara Dilempar Bom Molotov

Regional
Pemkab Wonogiri Butuh Anggaran Rp 70 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Slogohimo

Pemkab Wonogiri Butuh Anggaran Rp 70 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Slogohimo

Regional
Pelajar MTs Disetrika Kakak Kelas, Kemenag Evaluasi Keamanan 'Boarding School' di Jateng

Pelajar MTs Disetrika Kakak Kelas, Kemenag Evaluasi Keamanan "Boarding School" di Jateng

Regional
Menilik 'Pilot Project' Rumah Apung di Demak, Digadang-gadang Jadi Solusi Banjir Rob

Menilik "Pilot Project" Rumah Apung di Demak, Digadang-gadang Jadi Solusi Banjir Rob

Regional
Kapal Roro Permata Lestari I Terbakar di Bengkalis

Kapal Roro Permata Lestari I Terbakar di Bengkalis

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com