Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jung Jawa, Kapal Raksasa Penguasa Lautan Nusantara. Ada Sejak Abad ke-8, Kini Hilang dari Peradaban

Kompas.com - 02/04/2021, 13:03 WIB
Rachmawati

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Tak banyak ada yang tahu jika orang Jawa pernah membuat kapal terbesar dalam sejarah dunia.

Orang Jawa menyebutnya "jung" yang dalam bahasa Jawa Kuno berarti perahu.

Jung Jawa ada sejak abad ke-8 ketika perkapalan Nusantara mencapai puncak kejayannya. Jung Jawa dikenal sebagai kapal raksasa yang dibuat dengan tekhnik cukup unik.

Baca juga: Berwisata Bahari ke Pulau Seribu dengan Kapal Phinisi di Masa Pandemi

Dikutip dari nationalgeographic.grid, pembuatan kapal raksasa ini tidak menggunakan paku atau besi. Namun menggunakan pasak untuk merekatkan bagian kapal satu sama lain,.

Jung Jawa terdiri dari empat tiang layar dan dinding besar yang terbuta dari gabungan empat lapis kayu jati.

Jung Jawa juga menggunakan bermacam layar, mulai dari dua layar hingga empat layar besar, lengkap dengan sebuah busur besar sebagai kemudi angin.

Baca juga: Proses Pembuatan Perahu Phinisi

Kuasai Asia Tenggara

Perkumpulan para saudagar di Belanda yang menjadi cikal bakal VOCDutch Maritime Museum Perkumpulan para saudagar di Belanda yang menjadi cikal bakal VOC
Kapal raksasa tersebut tercatat pada laporan yang ditulis Gaspar Correia pada abad ke-16.

Gaspar menceritakan jika kapal raksasa dari Jawa tak mempan saat ditembak meriam besar. Saat terkena meriam, kapal yang memiliki empat lapis papan tersebut, hanya dua lapis papan saja yang rusak.

Pada abad ke-14, Jung Jawa semakin dikenal oleh pelaut dunia dan digunakan secara besar-besaran oleh Kerajaan Majapahit sebagai kapal angkut militer.

Disebutkan jika Majapahit memiliki 400 kapal untuk perang yang terbagi menjadi lima armada.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Terbentuknya VOC, Perusahaan Terbesar dan Terkaya di Dunia

Satu kapal memiliki panjang mencapai 50 depa atau setara 100 meter yang bisa menampung hingga 800 prajurit.

Sedangkan kapal ukuran kecil memiliki panjang 33 meter dengan kapasitas 121 prajurit.

Kehebatan Indonesia di bidang tekhnologi kapal juga diakui oleh seorang astronomer kesohor dari Yunani bernama Claudius Ptolemaeus

Ia menyebut kapal raksasa tersebut dengan kolandiaphonta, yang berarti kapal dari Sumatera atau Jawa.

Baca juga: Kebijakan-Kebijakan VOC di Bidang Politik

Ilustrasi aktivitas petani masa VOCkebudayaan.kemdikbud.go.id Ilustrasi aktivitas petani masa VOC
Kala itu di era 1500-an, orang Jawa dikenal menguasai kawasan Asia Tenggara dengan menguasai jalur rempah antara Maluku, Jawa, dan Malaka.

Lambat laun, pelabuhan Malaka juga menjadi pusat perdagangan pada masa itu.

Terpusatnya perdagangan di pelabuhan Nusantara itu menjadi dorongan bagi orang di Jawa untuk terus mengembangkan kapal-kapal besar demi ekspansi kawasan dagangnya.

Niccolo da Conti seorang pedagang, penjelajah, dan penulis Italia menceritakan jika kapal kargo Jawa memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan kapal terbesar bangsa Portugis di masa itu yakni Kapal Flor de La Mar.

Baca juga: Perlawanan Etnis Tionghoa terhadap VOC

Sementara itu dalam buku “Majapahit Peradaban Maritim” yang ditulis oleh Irwan Djoko Nugroho, Jung Jawa disbeut memiliki ukuran 4 hingga 5 kali lipat Kapal Flor de La Mar.

Bahkan, kapal jung bisa memuat komoditas hingga 2.000 ton.

Dari datatan Duarte Barosa diketahui jika Jung Jawa digunakan untuk melakukan perdagangan dari Asia Tenggara hingga Timur Tengah.

Mereka membawa barang dagangan seperti beras, daging sapi, kambing, babi, bawang, senjata tajam, emas, sutra, kamper, hingga kayu gaharu.

Baca juga: Perlawanan Gowa-Tallo (Makassar) terhadap VOC

Gagalnya regenerasi Mataram

Kunjungan wisatawan mancanegara di Museum Nasional Jakarta, Jumat (4/10/2013). Beberapa waktu lalu, museum tersebut telah kehilangan empat artefak berlapis emas yang merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno pada abad 10 Masehi. KOMPAS/WAWAN H PRABOWO Kunjungan wisatawan mancanegara di Museum Nasional Jakarta, Jumat (4/10/2013). Beberapa waktu lalu, museum tersebut telah kehilangan empat artefak berlapis emas yang merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno pada abad 10 Masehi.
Sayangnya kapal raksasa Jung Jawa mulai hilang dan tak dikenal oleh masyarakat saat ini.

Disebutkan salah satu penyebabnya adalah regenerasi kekuasaan Mataram yang membuat peradaban kapal jung mulai hilang.

Kala itu, Sultan Agung Mataram lengser dan pemerintahan Mataram jatuh ke Amangkurat 1 dan ia kemudian menjalin perjanjian dagang dengan Belanda melalui VOC.

Baca juga: Menginap di Museum Bahari, Seramkah?

Salah satu perjanjian tersebut berisi jika VOC diizinkan membuka pos dagang di wilayah Mataram. Sementara Mataram diizinkan berdagang ke pulau-pulau lain yang dikuasai VOC.

Untuk mencegah pemberontakan dari pihak yang tak setuju dengan perjanjian tersebut, Amangkurat 1 menutup pelabuhan.

Ia juga menghancurkan kapal-kapal di kota-kota pesisir. Keadaan semakin buruk saat VOC mulai menguasai pelabuhan pesisir di pertengahan pada abad ke-18.

Baca juga: Biografi Sultan Agung, Penguasa Mataram yang Tangkas dan Cerdas

Saat itu, VOC melarang galangan kapal digunakan untuk kapal dengan tonase melebih 50 ton. VOC juga menempatkan pengawas di masing-masing kota pelabihan.

Hingga saat ini, kapal raksasa Jung Jawa pun hilang dari peradaban dan hanya mejadi bagian dari sejarah maritim Nusantara yang terlupakan.

Baca juga: Ini Empat Daerah di Jabar yang Jadi Destinasi Favorit Wisatawan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com