Dalam konteks sosio-kultural, nyadran menjadi media silaturahmi antarkeluarga dan masyarakat.
Clifford Geertz dalam bukunya, Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa, menyampaikan bahwa nyadran merupakan ekspresi dan ungkapan kesalehan sosial masyarakat, yang mana rasa gotong-royong, solidaritas, dan kebersamaan menjadi pola utamanya.
Baca juga: Sejarah Malioboro, Jalan yang Dihiasi Untaian Bunga
Sedangkan Budiono Herusatoto dalam buku Simbolisme dalam Masyarakat Jawa mengungkapkan, nyadran dapat dijadikan sebagai wahana dan medium mempersatukan masyarakat dan juga sarana membangun kerukunan antarsesama manusia.
Sumber: Kompas.com (Penulis: M. Wismabrata, Ika Fitriana | Editor: Farid Assifa, Caroline Damanik)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.