Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pulau Nasi di Aceh, Bermula Cerita Bekal Nasi Bungkus

Kompas.com - 28/03/2021, 08:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Pulau Nasi. Demikian pulau seluas 2.731, 87 hektare itu diberi nama.

Pulau ini masuk dalam bagian gugusan Pulo Aceh, Kecamatan Aceh Besar yang terdiri dari sepuluh pulau kecil dan tiga pulau besar.

Untuk menuju pulau di ujung barat Indonesia ini, butuh waktu selama 45 menit melalui pelabuhan Ulee Lheuee atau Lampulo.

Baca juga: Sederet Fakta Temuan Butiran Emas di Pesisir Pantai, Penjelasan Ahli hingga Peringatan Bupati pada Warga

Asal usul penamaan Pulau Nasi

Ilustrasi pulauBARRY KUSUMA Ilustrasi pulau
Melansir buku Ensiklopedia Populer Pulau-pulau Kecil Nusantara, Aceh Pagar Raya di Barat Laut Nusantara, sejarah penamaan Pulau Nasi bermula dari kisah nasi bungkus.

Sebab, dahulu, butuh waktu setengah hari untuk menempuh perjalanan agar bisa sampai ke pulau tersebut.

Warga pun biasanya membawa nasi bungkus sebagai bekal perjalanan yang disantap saat menuju pulau atau ketika sampai di tempat tersebut.

Kemudian, suatu ketika, beberapa orang menempuh perjalanan ke pulau besar yang terletak di utara Pulau Nasi.

Lantaran membutuhkan waktu tempuh yang lebih lama, nasi bungkus bekal yang mereka bawa pun menjadi basi.

Mereka lalu membawa beras selama di perjalanan. Sehingga pulau di utara Pulau Nasi itu diberi nama Pulau Breueh. Dalam Bahasa Indonesia artinya adalah Pulau Beras.

Baca juga: Kisah Kampung Pitu, Hanya Dihuni 7 Keluarga sejak Dulu hingga Pantang Gelar Pertunjukan Wayang Kulit

 

Ilustrasi pulauKOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Ilustrasi pulau
Juga dikenal sebagai Pulau Peunaso

Oleh masyarakat sekitar, Pulau Nasi juga dikenal sebagai Pulau Peunaso.

Menurut keyakinan masyarakat, nama Peunaso diberikan oleh Sultan Iskandar Muda yang ketika menjelang persiapan pernikahannya dengan Putro Phang mengirimkan orang-orang dari daratan Aceh yang dipimpin seorang bangsawan yang dikenal dengan sebutan Raja Kandang.

Orang-orang itu dikirim untuk bertani buah-buahan dan sayur-sayuran yang akan dibawa untuk bekal pelayaran ke Pahang.

Adapun buah-buahan tersebut diperuntukkan sebagai buah tangan (asoe talam-isi talam) dari seorang calon suami.

Pulau ini disebut Pulau Peunaso (Pulau Pengisi) karena proses isi-mengisi secara timbal balik tersebut.

Baca juga: Kisah Mbah Sim, Hilang di Magelang, Ditemukan 30 Tahun Kemudian di Probolinggo berkat Unggahan Foto

Kehidupan masyarakat di Pulau Nasi

Ilustrasi nelayanKOMPAS/TOTOK WIJAYANTO Ilustrasi nelayan
Pulau ini mayoritas dihuni oleh penduduk etnis Aceh. Tetapi ada pula suku pendatang lain seperti Jamee dan Minangkabau.

Pulau Nasi ditempati kurang lebih 1.315 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak kurang lebih 397.

Pulau ini terdiri dari lima desa, yakni Desa Deudap, Desa Lamteng, Desa Alue Reuyeung, Desa Janeng dan Desa Rabo.

Mayoritas penduduk pulau nasi bekerja sebagai petani dan nelayan.

Pulau Nasi memiliki beberapa pantai dengan hamparan pasir putih. Kondisi ini membuat Pantai Nasi memiliki daya tarik khas, terutama dalam hal pariwisata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com