Oleh masyarakat sekitar, Pulau Nasi juga dikenal sebagai Pulau Peunaso.
Menurut keyakinan masyarakat, nama Peunaso diberikan oleh Sultan Iskandar Muda yang ketika menjelang persiapan pernikahannya dengan Putro Phang mengirimkan orang-orang dari daratan Aceh yang dipimpin seorang bangsawan yang dikenal dengan sebutan Raja Kandang.
Orang-orang itu dikirim untuk bertani buah-buahan dan sayur-sayuran yang akan dibawa untuk bekal pelayaran ke Pahang.
Adapun buah-buahan tersebut diperuntukkan sebagai buah tangan (asoe talam-isi talam) dari seorang calon suami.
Pulau ini disebut Pulau Peunaso (Pulau Pengisi) karena proses isi-mengisi secara timbal balik tersebut.
Baca juga: Kisah Mbah Sim, Hilang di Magelang, Ditemukan 30 Tahun Kemudian di Probolinggo berkat Unggahan Foto
Pulau Nasi ditempati kurang lebih 1.315 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak kurang lebih 397.
Pulau ini terdiri dari lima desa, yakni Desa Deudap, Desa Lamteng, Desa Alue Reuyeung, Desa Janeng dan Desa Rabo.
Mayoritas penduduk pulau nasi bekerja sebagai petani dan nelayan.
Pulau Nasi memiliki beberapa pantai dengan hamparan pasir putih. Kondisi ini membuat Pantai Nasi memiliki daya tarik khas, terutama dalam hal pariwisata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.