"Saat hibernasi itu, kura-kuranya tidak mau makan dan hanya diam saja. Setelah saya pelajari, ternyata dia butuh suhu panas antara 35 sampai 37 derajat,"ujarnya.
Meski kehilangan dua kura-kura, hal itu kembali membuat Andre penasaran. Ia lagi-lagi membeli kura-kura jenis Sulcata tersebut untuk diternakkan.
Percobaan keduanya ini berhasil dan membuat hewan reptil itu bertelur.
Sekitar 30 telur kura-kura pertama yang dihasilkan langsung dirawat oleh Andre dan dimasukkan dalam ruang bersuhu 36 derajat.
Setelah 120 hari, kura-kura itu berhasil menetas dengan kondisi normal.
Ia tak menduga, hasil telur pertamanya itu banyak ditawar orang. Tak tanggung-tanggung, kura-kura yang baru menetas dengan ukuran sekitar 5 sentimeter dihargai Rp 1,3 juta.
"Ternyata masih bentuk telur saja sudah ditawar. Dari situ saya melihat ini sebagai bisnis,"ujarnya.
Baca juga: Tak Hanya Girik Palsu, Polisi Ungkap Sindikat Pemalsu Ratusan Akta Jual Beli di Banten
Merasa permintaan kura-kura jenis Sulcata tinggi peminat, Andre pun membeli 10 kura-kura pejantan dan 24 betina ukuran besar untuk diternakkan.
Dengan menggunakan lahan di belakang tempat usahanya, Andre membuat penangkaran mini dengan mempekerjakan dua orang pegawai untuk merawat kura-kuranya tersebut.
Bahkan, dalam setiap minggu ia harus mengecek kesehatan kura-kuranya tersebut agar tak kembali mati.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.