Ia tak menduga, hasil telur pertamanya itu banyak ditawar orang. Tak tanggung-tanggung, kura-kura yang baru menetas dengan ukuran sekitar 5 sentimeter dihargai Rp 1,3 juta.
"Ternyata masih bentuk telur saja sudah ditawar. Dari situ saya melihat ini sebagai bisnis,"ujarnya.
Baca juga: Tak Hanya Girik Palsu, Polisi Ungkap Sindikat Pemalsu Ratusan Akta Jual Beli di Banten
Merasa permintaan kura-kura jenis Sulcata tinggi peminat, Andre pun membeli 10 kura-kura pejantan dan 24 betina ukuran besar untuk diternakkan.
Dengan menggunakan lahan di belakang tempat usahanya, Andre membuat penangkaran mini dengan mempekerjakan dua orang pegawai untuk merawat kura-kuranya tersebut.
Bahkan, dalam setiap minggu ia harus mengecek kesehatan kura-kuranya tersebut agar tak kembali mati.
"Karena harganya cukup mahal jadi perawatannya juga ekstra,"ujarnya,
Saat ini, Andre sudah memiliki 34 kura-kura ukuran besar untuk diternakkan.
Dalam satu bulan, ia berhasil menetaskan 30 telur kura-kura di penangkaran mini yang ia bangun.
Tak hanya itu, Andre pun membuka penangkarannya secara gratis untuk warga yang berkunjung ke Nyandu Cafe Turtle Farm yang merupakan usaha adiknya selama dua hari dalam sepekan, yakni Sabtu dan Minggu untuk berswafoto bersama Kura-kura.
"Tidak saya pungut biaya, ini juga sebagai edukasi ke warga yang ingin melihat kura-kura,. Tapi cuma dibuka dua hari karena takut nanti kura-kuranya setres dan tidak mau kawin, "jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.