Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Sate Ayam Madura yang Jadi Simbol Pemersatu

Kompas.com - 28/03/2021, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Kostum sate ayam madura yang digunakan Aurra Kharishma perwakilan Indonesia pada ajang Miss Grand International 2021 menjadi perhatian publik.

Kostum tersebut terlihat menarik karena dilengkap dengan tempat pemanggang sate lengkap dengan hiasan tusuk sate.

Aurra juga mengenakan penutup kepala berbentuk tusuk sate serta dagingnya dan menggunakan kaus bergaris merah putih khas Madura.

Tak hanya itu. Kostum Aurra juga dilengkapi dengan bentuk sate diatas piring yang leengkapd engan irisawn bawang merah, cabai, dan jeruk nipis.

Baca juga: Filosofi Sate Ayam Madura, Kostum Indonesia di Miss Grand International 2021

Cerita Arya Panoleh dan Batara Katong

Ilustrasi sate ayam madura sedang dibakar. SHUTTERSTOCK/EDI SUTRIYONO Ilustrasi sate ayam madura sedang dibakar.
Dari cerita tutur, sate ayam madura berasal dari cerita Arya Panoleh dan Batara Katong.

Diceritakan Arya Panoleh penguasa Sumanep berkunjung ke tempat sang kakak, Batara Katong yang berkuasa di Ponorogo.

Saat tiba di Ponorogo, Arya Panoleh disuguhi makanan berbahan daging yang ditusuk dengan lidi dan dibumbui.

Arya Panoleh sempat menolak karena tak pernah menikmati hidangan tersebut. Sang kakak lalu mengatakan jika makanan tersebut biasa dimakan pendekar Ponorogo.

Baca juga: Resep Sate Ayam Madura Bumbu Kacang, Tambah Kecap Manis dan Jeruk Nipis

Akhirnya dia dan rombongan pun bersedia makan roncean daging yang berbumbu.

Tak hanya makanan yang diadopsi oleh Arya Panoleh saat berkunjung ke Sumenap. Ia juga mengadopsi selompret pada musik reyog yang dikenal oleh warga Sumenep dengan saronen.

Termasuk juga pakaian warok yang serba hitam dan kaos bergaris-garis yang juga menjadi ciri khas orang Madura.

Awalnya sate dengan tusuk lidi hanya ditemukan di Sumenep sebelum akhirnya menyebar ke dataran Pulau Madura.

Baca juga: Kenapa Orang Madura yang Merantau Jualan Sate?

Elly Iasmanawati dari Program Studi Pendidikan Tata Boga Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Pendidikan Tekhnologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia menulis ciri dari sate madura.

Ia menyebut sate khas Madura terbuat dari daging ayam dan kambing. Pejual sate kambing biasanya ditandai dengan menggantung kaki belakang kambing di tempat mereka berjualan.

Untuk bumbunya adalah menggunakan kacang tanah yang ditumbuk halus dengan petis dan sedikit bawang merah.

Untuk memanggang, mereka menggunakan api dari batok kelapa yang dihanguskan lebih dulu yang disebut dengan arang batok kelapa.

Baca juga: Maju di Miss Grand International, Kostum Sate Aurra Kharishma Curi Perhatian

Sementara itu dikutip dari medium.com, kata sate atau satai berasal dari bahasa Tamil.

Pada abad ke-19, diduga sate diciptakan pertama kali oleh pedagang makanan jalanan di Jawa. Saat itu banyak pendatang dari Arab dan pendatang muslim Tamil dan Gujarat dari India yang datang ke Indonesia.

Saat Idul Adha, banyak daging hewan kurban dan kebanyakan dari warga keturunan memanggang sate bersama-sama untuk merayakan hari raya.

Namun teori lain menyebutkan jika kata sate berasal dari istilah Minnan-Tionghoa yakni sa tae bak yang berarti tiga potong daging.

Baca juga: Resep Sate Komoh, Sate Daging Sapi Khas Jawa Timur

Namun teori ini diragukan karena secara tradisional, sate di Nusantara terdiri dari empat potong bukan tiga potong.

Sate pun menyebar ke pelosok Nusantara, Pada akhir abad ke-19, disebutkan para perantau Jawa dan Madura menyeberangi Selat Malaka dan menyeberangi Malaysia hingga Singapura.

Saat pendatang Melayu di Hindia Belanda pindah ke Afrika Selatan, maka sate pun ikut menyebar. Di Afrika Selatan sate dikenal dengan sosatie.

Baca juga: Mengenal 9 Macam Sate Khas Bali, Tidak Hanya Sate Lilit

Menyatukan elemen

Aurra Kharishma di Grand Miss Internasional 2020Instagram @aurrakharishma Aurra Kharishma di Grand Miss Internasional 2020
Sate sangat melekat pada masyarakat Madura. Menurut Kadarisman Sastrodiwirjo selaku Pensiunan Peneliti Balitbang Provinsi Jawa Timur ada filosofi di balik sepiring sate madura.

“Karena tanah di Madura gersang. Maka masyarakatnya memanfaatkan bahan pangan hewani. Sebab kalau menanam sayur tanah di Madura sukar untuk tumbuh subur,” jelas Kadarisman Sastrodiwirjo kepada Kompas.com, Jumat (26/3/2021).

Kondisi tanahnya yang gersang, masyarakat Madura lebih memilih menyantap hewan ternak dan ikan laut.

Sehingga, hewan ternak seperti kambing, sapi, dan ayam banyak diolah menjadi sajian khas daerah setempat. Salah satunya diolah menjadi sate.

Baca juga: Resep Sate Sampi, Sate Sapi dengan Bumbu Khas Bali

Ia mengatakan filosofi sate madura adalah menyatukan setiap elemen dan disatukan menjadi satu.

“Menusuk daging menjadi satu bisa dikatakan sebagai menyatukan berbahai elemen sebagai sebuah satu kesatuan,” paparnya.

Sate pun menjadi sajian yang sangat akrab bagi masyarakat Madura.

Bahkan saat masyarakat Madura merantau ke daerah lain, maka akan memilih menjual makanan yang dekat mereka yakni sate.

Baca juga: Resep Sate Languan khas Bali, Sate Lilit dari Ikan Tongkol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER REGIONAL] Sosok Bupati Belu Perjuangkan Pengobatan Gratis | Soal Pejabat di Semarang Titip Anak di PPDB

[POPULER REGIONAL] Sosok Bupati Belu Perjuangkan Pengobatan Gratis | Soal Pejabat di Semarang Titip Anak di PPDB

Regional
Soal Pilkada Solo, Muhammadiyah Netral tapi Punya Kriteria Pemimpin

Soal Pilkada Solo, Muhammadiyah Netral tapi Punya Kriteria Pemimpin

Regional
Gunung Gandang Dewata, Puncak Tertinggi di Sulawesi Barat

Gunung Gandang Dewata, Puncak Tertinggi di Sulawesi Barat

Regional
Dampak Cuaca Buruk, Petambak Udang di Kebumen Panen Lebih Awal

Dampak Cuaca Buruk, Petambak Udang di Kebumen Panen Lebih Awal

Regional
Terungkap Motif Pria Bacok Pacar Anaknya hingga Tewas, Sakit Hati Putrinya Dilecehkan

Terungkap Motif Pria Bacok Pacar Anaknya hingga Tewas, Sakit Hati Putrinya Dilecehkan

Regional
Malam Ini Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus Lagi, Semburkan Abu Tebal 900 Meter

Malam Ini Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus Lagi, Semburkan Abu Tebal 900 Meter

Regional
Sejarah Kabupaten Semarang

Sejarah Kabupaten Semarang

Regional
Sudah Berkeluarga, Oknum Guru di Bengkulu Tega Cabuli Siswinya Sendiri

Sudah Berkeluarga, Oknum Guru di Bengkulu Tega Cabuli Siswinya Sendiri

Regional
Lewat Inovasi Penanganan Stunting, Pemkot Semarang Raih Penghargaan Pelayanan Publik dari PBB

Lewat Inovasi Penanganan Stunting, Pemkot Semarang Raih Penghargaan Pelayanan Publik dari PBB

Kilas Daerah
6 Venue Event Populer di Kota Tangerang, Cocok untuk Segala Acara

6 Venue Event Populer di Kota Tangerang, Cocok untuk Segala Acara

Regional
Bayi Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan di Depan Kapel Ende

Bayi Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan di Depan Kapel Ende

Regional
Status Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Diperpanjang

Status Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Diperpanjang

Regional
Ramai soal Judi Online, Kapolda Jateng: Apabila Ada Jajaran yang Terlibat Saya Copot

Ramai soal Judi Online, Kapolda Jateng: Apabila Ada Jajaran yang Terlibat Saya Copot

Regional
Polisi Buru Pria Penghuni Kontrakan Tempat Terapis Ditemukan Tewas Dilakban dan Diikat

Polisi Buru Pria Penghuni Kontrakan Tempat Terapis Ditemukan Tewas Dilakban dan Diikat

Regional
Ribuan Aduan Masuk ke Posko PPDB Jateng, Apa yang Menjadi Keluhan?

Ribuan Aduan Masuk ke Posko PPDB Jateng, Apa yang Menjadi Keluhan?

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com