Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Motif Anak Bunuh Ayah di Malang, Polisi: Pelaku Minta Uang Rp 3 Juta, Hanya Diberi Rp 1 Juta

Kompas.com - 25/03/2021, 16:13 WIB
Andi Hartik,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Polres Malang menangkap AP (25), pria yang diduga membunuh ayahnya di Desa Bumirejo, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, pria itu membunuh ayahnya setelah terlibat cekcok.

Kapolres Malang, AKBP Hendri Umar mengatakan, keduanya sering cekcok karena keinginan pelaku tidak dipenuhi ayahnya.

Sebelum kejadian, pelaku sempat meminta uang sebesar Rp 3 juta kepada ayahnya, tetapi hanya diberi Rp 1 juta.

"Pelaku minta uang Rp 3 juta kepada ayahnya. Hanya dikasih Rp 1 juta dan pelaku kalap dan melakukan penganiayaan kepada si korban," kata Hendri dalam rilis pers di Mapolres Malang, Kamis (25/3/2021).

Sebelumnya, pelaku juga pernah meminta mobil Honda Jazz, tetapi korban tidak bisa memenuhi.

"Kalau pengakuan si pelaku, sering kali keinginan dan kemauannya tidak dituruti oleh ayahnya. Pernah minta mobil Honda Jazz tapi tidak dipenuhi," katanya.

Baca juga: Seorang Pria Ditemukan Tewas di Rumah, Diduga Dibunuh Anaknya yang Depresi

Pelaku juga curiga mantan istrinya berselingkuh dengan korban. Namun, tuduhan itu tak berdasar.

"Kecurigaan itu tidak terbukti," kata Hendri.

Tetangga mendengar cekcok pelaku dan korban

Insiden pembunuhan itu terjadi pada Senin (22/3/2021) sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu, korban mendatangi rumah yang ditempati anaknya tersebut.

Selama ini, pelaku memang tinggal sendirian di rumah itu. Sementara, korban bersama istri dan anaknya yang lain tinggal di rumah berbeda, tak jauh dari tempat tinggal pelaku.

Korban juga kerap menyambangi anaknya tersebut, tujuannya mengontrol kondisi sang anak yang diduga mengalami gangguan jiwa.

Namun, pada malam itu, tetangga mendengar suara cekcok dari rumah tersebut. Karena dianggap biasa terjadi, warga tak mengindahkannya.

 

Sekitar pukul 02.00 WIB, pelaku keluar dari dalam rumah menggunakan sepeda motor.

"Dari pengakuan tetangga, ada cekcok mulut diperkirakan Pak Tamin dan anaknya. Sekitar pukul 2 dini hari, tetangga melihat secara langsung pelaku meninggalkan rumah," katanya.

Siang setelah kejadian, seorang kerabat korban mendatangi TKP dan mendapati korban tewas dengan kondisi bersimbah darah.

Pelaku ditangkap pada malam setelah kejadian di hutan sekitar desa tersebut.

"Tersangka melarikan diri ke hutan tapi tetap dilakukan upaya pengejaran dan penangkapan pada malam harinya, diamankan dengan motor Vixion," katanya.

Baca juga: Jadi WN Taiwan, Perempuan Asal Tulungagung Ini Dideportasi karena Terlalu Lama di Kampung Halaman

Hendri menduga, pelaku mengalami gangguan mental. Pelaku juga pernah masuk ke rumah sakit jiwa sebanyak lima kali.

Namun, untuk memastikan kondisi kejiwaan pelaku, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan dari Rumah Sakit Jiwa Dr Radjiman Wediodiningrat yang ada di Lawang, Kabupaten Malang.

"Akan kami tempatkan di RSJ Lawang, sampai diketahui status kejiwaannya," katanya.

Jika dinyatakan tak mengalami gangguan jiwa, pelaku terancam disangka Pasal 338 Ayat 1 KUHP dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com