Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Bandung Lautan Api, Kekecewaan Pejuang dan Politik Bumi Hangus Jepang

Kompas.com - 23/03/2021, 10:29 WIB
Reni Susanti,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Saat itu, rakyat Bandung mengungsi dalam rombongan besar ke berbagai daerah seperti Soreang, Dayeuh Kolot, Cicalengka, Pangalengan.

Mereka mengungsi meninggalkan harta benda, hanya membawa barang seadanya. Rakyat mundur dan Bandung siap dikosongkan.

Pengosongan ini disertai dengan pembakaran kota. Rumah-rumah dan gedung-gedung dibakar oleh masyarakat dan para pejuang.

Hal ini dilakukan agar sekutu tidak dapat menggunakan dan memanfaatkannya. Rakyat tidak rela kotanya diambil alih pihak musuh.

Sebenarnya, perintah mundur ini menyakiti para pejuang di lapangan.

“Kami waktu itu sudah diajari oleh Jepang tentang politik bumi hangus. Dan, kami tidak rela kembali dijajah. Jadi ketika kami mundur semua rumah dibakar oleh pemiliknya,” jelas Akhbar, anggota Laskar Pemuda.

Bandung memerah

Bangunan pertama yang dibakar yaitu bangunan Indische Restaurant yang sekarang lokasinya sekitar Bank BRI jalan Asia-Afrika sekitar pukul 21.00 WIB.

Dilanjutkan dengan pembakaran gedung-gedung penting di sekitarnya termasuk juga rumah-rumah rakyat. Malam itu kobaran api memanaskan kota Bandung.

Dari puncak bukit terlihat Bandung memerah. Dari Cimahi di barat sampai Ujung Berung di timur Bandung. Namun seberapa hangusnya kota Bandung, masih belum pasti.

Di beberapa tulisan disebutkan bahwa gedung-gedung yang dibakar tidak begitu rusak dan masih bisa dipakai, bahkan dijadikan tempat pertemuan penting serta konferensi internasional beberapa tahun kemudian.

Dalam tulisannya di Komunitas Aleut, Asri Mustikaati menceritakan bagaimana neneknya saat kembali dari pengungsian di Pangalengan, mendapati rumahnya tidak terbakar.

"Yang dibakar hanya rumah-rumah di pinggir jalan raya saja," ucap Asri.

Terjadi pula peledakan gudang mesiu milik sekutu di Dayeuh Kolot. Peledakan dilakukan Moh Toha dan Ramdan dengan menggunakan granat tangan.

Nama Moh Toha kini diabadikan menjadi salah satu nama jalan dan tugu perjuangan di Bandung.

Sepuluh patok dan tugu kecil

Pemerhati sejarah Bandung lainnya, Hevi Fauzan mengatakan, sedikitnya ada 10 stilasi berupa patok atau tugu kecil sebagai pengingat kejadian BLA.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com