Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patung Loro Blonyo, Legenda Cinta Raden Sadana dan Dewi Sri Sang Dewi Padi

Kompas.com - 22/03/2021, 06:36 WIB
Rachmawati

Editor

Melihat cahaya kemilau, Prabu Mangkukuhan dari Kerajaan Medang pun jatuh cinta pada sang dewi.

Prabu Mangkukuhan adalah jelmaan manunggal Batara Wisnu dan ia pun mengambil Dewi Sri sebagai istri. Batara Wisnu yang mawujud Prabu Mangkukuhan juga dikenal dengan nama Raden Sadana

Sementara itu rakyat memanfaatkan tanaman padi yang ditinggalkan Dewi Sri dan merawatnya dari ancaman babi.

Baca juga: Asal-usul Tasikmalaya Sang Mutiara dari Priangan Timur, Letusan Gunung Galunggung

Mitologi Jawa dan Nusantara menyebut Dewi Sri sebagai Dewi Padi atau Dewi Kesuburan.

Sementara pasangannya Raden Sadana adalah pengejawantahan Dewa Wisnu dikenal sebagai pemelihara kelestarian alam semesta.

Keduanya merupakan suami-istri abadi yang menyandang misi ke dunia untuk menolong manusia menggapai kesejahteraan hidup.

Baca juga: Asal-usul Sawahlunto Kota Tambang Batu Bara, Kisah Orang Rantai dan Lubang Mbah Suro

Dewi Sri dikejar Bathara Kala

Versi lain menyebutkan Dewi Sri dan Sadana adalah saudara kembar kedhono-kedhini yang saling mencintai.

Namun cinta mereka tak direstui karena sekandung. Sadana yang putus asa lalu bunuh diri dan berharap ia reinkarnasi menjadi manusia hingga bisa menikah dengan Dewi Sri.

Mengetahui Sadana bunuh diri, Dewi Sri hidup mengembara dan dikejar oleh Bathara Kala.

Dewi Sri kemudian ditolong oleh seorang petani dan sebagai ucapan terima kasih, dengan kesaktiannya Dewi Seri memberi hasil melimpah pada petani.

Untuk membalas kebaikan Dewi Sri, para petani pun membuat patung Dewi Sri dan Raden Sadana dalam bentuk patung pengantin yang berdampingan.

Baca juga: Asal-usul Baturraden, dari Legenda Suta Pejaga Kuda Raja hingga Kebun Raya yang Diinisiasi oleh Megawati

Simbol harap dan memiliki keluarga

Ilustrasi.SHUTTERSTOCK Ilustrasi.
Pada masa lalu hanya kaum priyayi etnis Jawa yang memilikinya.

Dalam rumah joglo milik kaum priyayi tersebut, patung Loro Blonyo diletakkan di sentong atau bagian rumah tengah. Bagian ini dianggap sebagai wilayah pribadi suami dan istri.

Dalam perkembangan zaman, patung Loro Blonyo yang berasal dari zaman Jawa kuno, ternyata masih hadir di rumah-rumah masyarakat Jawa di zaman modern saat ini.

Patung Loro Blonyo menjadi representasi pemilik rumah yang biasanya ditempatkan di luar kamar pribadi misalnya di ruang tamu atau ruang keluarga sebagai aksesoris interior ruangan.

Baca juga: Asal-usul Manggarai, Pusat Perbudakan Perempuan di Batavia

Djoko Diyanto, dosen arkeologi UGM, menuturkan bahwa patung Loro Blonyo merupakan sebuah simbol harapan.

Patung tersebut tak lagi menjadi penanda wilayah pribadi suami istri, namun menjadi simbol bahwa sang pemilik rumah sudah memiliki keluarga.

Loro Blonyo juga dipercaya dapat menimbulkan aura positif didalam rumah sehingga keharmonisan kehidupan rumah tangga tetap terjaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wujudkan SDM Unggul, Gubernur Kalteng Sugianto Luncurkan Berbagai Program Pendidikan

Wujudkan SDM Unggul, Gubernur Kalteng Sugianto Luncurkan Berbagai Program Pendidikan

Regional
Terjatuh Saat Jual Babi di Pasar, Seorang Petani di Sikka Meninggal

Terjatuh Saat Jual Babi di Pasar, Seorang Petani di Sikka Meninggal

Regional
Jalan Pantura Demak-Kudus Tersendat Lagi, Polisi Belakukan 'Contra Flow'

Jalan Pantura Demak-Kudus Tersendat Lagi, Polisi Belakukan "Contra Flow"

Regional
Berencana Kuras Isi Minimarket, Komplotan Bandit sampai Sewa Mobil untuk Kabur

Berencana Kuras Isi Minimarket, Komplotan Bandit sampai Sewa Mobil untuk Kabur

Regional
Istri Mantan Bupati Ikut Ramaikan Bursa Pilkada Banyumas

Istri Mantan Bupati Ikut Ramaikan Bursa Pilkada Banyumas

Regional
Viral, Pendaki Nyalakan 'Flare' di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan

Viral, Pendaki Nyalakan "Flare" di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan

Regional
Curhat Anak Korban Pembunuhan yang Mayatnya Disimpan Dalam Koper di Cikarang

Curhat Anak Korban Pembunuhan yang Mayatnya Disimpan Dalam Koper di Cikarang

Regional
Korupsi Modal Bank, Mantan Kepala Bapedda Bireuen Divonis 3 Tahun Penjara

Korupsi Modal Bank, Mantan Kepala Bapedda Bireuen Divonis 3 Tahun Penjara

Regional
Ratusan Polisi Dikerahkan Amankan Krui World Surf 2024

Ratusan Polisi Dikerahkan Amankan Krui World Surf 2024

Regional
Eks Ketua DPRD Kota Semarang Jadi yang Pertama Ambil Formulir Pilkada di PDI-P

Eks Ketua DPRD Kota Semarang Jadi yang Pertama Ambil Formulir Pilkada di PDI-P

Regional
Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Regional
Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Regional
Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Regional
Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Regional
Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com