Piola lahir pada 11 Juni 2020 lalu. Namun, Dedi tak menyangka anaknya lahir tanpa lubang anus.
"Anak kedua kami lahir di puskesmas desa sini. Jadi, kami tahunya Piola tak punya anus 13 hari setelah lahir. Awalnya kami memang tidak tahu," kata Dedi, Senin (15/3/2021).
Dia menceritakan, Piola diketahui tak memiliki lubang anus ketika menangis tiba-tiba.
Sang ibu kemudian mengecek dan menemukan bayinya tanpa anus.
Dedi dan Sitina mengaku kaget bukan kepalang setelah mengetahui anaknya lahir tak normal itu.
"Saya sama istri sangat kaget. Tidak menyangka anak kedua kami bernasib seperti ini," ujar Dedi.
Kondisi Piola saat ini sehat. Namun, setiap mau buang tinja selalu menangis.
"Sekarang ini anak kami buang air besar dari saluran kelaminnya," sebut Dedi.
Dedi dan istrinya tak bisa berbuat banyak. Sebab, mereka tergolong warga kurang mampu, sehingga tak punya biaya untuk mengatasi apa yang dialami buah hatinya.
Kini mereka hanya bisa pasrah dengan kondisi bayi yang sedang lucu-lucunya itu.
Segala upaya sudah dilakukan, baik berkonsul ke dokter maupun berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indrasari Rengat di Inhu.
Namun, pihak rumah sakit di sana menyarankan untuk dioperasi ke Kota Pekanbaru.
"Kami bawa ke rumah sakit Indrasari, tapi tak bisa ditangani dan disuruhnya langsung dibawa ke Pekanbaru. Kalau operasi ke Pekanbaru kayak mana biayanya. Kami tak punya uang, pak," akui Dedi.
Jangankan biaya operasi, buat makan sehari-hari saja ia mengaku kadang susah.
Dedi mengatakan, sebelumnya dia bersama istri berusaha membuat BPJS Kesehatan.
Tetapi, tidak bisa karena KTP orangtua dan NIK anak yang tertera di Kartu Kelurga (KK) tidak terdaftar secara online, berdasarkan data BPJS Kesehatan.
"Kami kan sudah bawa Piola ke rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta. Namun, pihak rumah sakit menyarankan untuk operasi di Pekanbaru melalui BPJS Kesehatan. Saat saya urus BPJS banyak persyaratan yang harus dipenuhi dan kata orang BPJS, NIK anak saya belum terdaftar online," sebut Dedi.
Ia pun tak bisa berbuat apa-apa. Terpaksa menunggu berbulan-bulan BJPS itu baru kelar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.