Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upacara Adat Labuhan Merapi Digelar Saat Pandemi, Peserta yang Naik ke Srimanganti Dibatasi

Kompas.com - 15/03/2021, 21:02 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Upacara adat Labuhan Merapi digelar pada Senin (15/8/2021) pagi.

Upacara adat yang digelar rutin tiap tahun ini untuk memperingati Jumenangan Dalem (naik tahta) Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Sekitar pukul 06.30 WIB rombongan abdi dalem keraton yang dipimpin oleh Juru Kunci Merapi Mas Wedono Suraksohargo Asihono berangkat dengan berjalan kaki dari Pendopo Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Baca juga: Abdi Dalem Temukan Kerangka Manusia di Gunung Merapi Usai Upacara Adat Labuhan

 

Beberapa abdi dalem tampak membawa "uba rampe" (perlengkapan) Labuhan Merapi.

Para abdi dalem ini berjalan kaki menuju Srimanganti Merapi untuk melaksanakan upacara labuhan. Tampak berjaga baik anggota Polri, TNI maupun SAR.

"Prosesi labuhan tahun ini sama dengan tahun 2020 yang kemarin. Jadi tidak ada perbedaan," ujar Juru Kunci Merapi Mas Wedono Suraksohargo Asihono saat ditemui di Kinahrejo, Senin (15/03/2021).

Mas Asih menyampaikan,upacara adat Labuhan Merapi tahun 2021 ini digelar di masa pandemi Covid-19. Selain itu, saat ini status aktivitas Gunung Merapi juga ditetapkan siaga (level III).

"Jadi karena masa pandemi ini yang ikut ke Srimanganti dibatasi, karena juga kondisi Merapi Siaga. Jadi yang naik hanya 30 orang, kami mohon pengertianya karena kondisi saat ini," bebernya.

Juru Kunci Merapi berpesan agar yang hadir bisa menerapkan protokol kesehatan selama prosesi labuhan. Hal ini untuk mencegah penularan Covid-19.

"Yang naik ini 30 orang ini, badan harus sehat jasmani maupun rohani. Fisik harus sehat supaya nanti tidak menganggu perjalanan labuhan," ungkapnya.

Baca juga: Tangisan Histeris Nasabah Tak Bisa Ambil Uang Tabungannya, Geruduk Kantor BMT Semarang

Selain fisik, lanjutnya, mental juga harus kuat,sehingga jangan sampai panik ketika upacara berlangsung terdengar suara gemuruh guguran di Gunung Merapi.

"Mental harus kuat, mungkin nanti di atas ada suara guguran lava dan lain sebagainya, jangan sampai di sana bingung, takut dan lain sebagainya yang nanti menganggu jalannya prosesi labuhan. Semoga dalam upacara labuhan ini berjalan lancar," jelasnya.

Sebelumnya,prosesi Labuhan Merapi diawali dengan menyerahkan "uba rampe" (perlengkapan) dari keraton ke Camat Cangkringan yang kemudian diserahkan ke Juru Kunci Merapi. Prosesi serah terima ini digelar di Kantor Kecamatan Cangkringan, Sleman pada Minggu 14 Maret 2021 pagi.

Dari Kantor Kecamatan Cangkringan, "uba rampe" dibawa ke Pendopo Kinahrejo.

"Uba rampe" ini kemudian disemayamkan semalam sebelum paginya dibawa naik ke Srimanganti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com