Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Braga Jalan Legendaris di Kota Bandung, Dulu Akses Menuju Gudang Kopi

Kompas.com - 14/03/2021, 07:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Braga adalah salah satu jalan legendaris di Kota Bandung, Jawa Barat.

Jalan ini penuh deretan bangunan peninggalan Belanda, dan merupakan pusat keramaian saat masa kolonial bahkan hingga saat ini.

Lalu bagaimana sejarah jalan Braga?

Banyak versi asal-usul nama Braga. Ada yang mengatakan jika kata "braga" berasal dari nama Theotila Braga seorang penulis naskah drama yang hidup di tahun 1834-1924.

Baca juga: Bermekaran, Indahnya Bunga Tabebuya di Jalan Braga, Bandung

Versi tersebut muncul karena pada masa lalu, di kawasan tersebut terdapat perkumpulan drama Bangsa Belanda yang didirikan oleh Peter Sijht seorang asisten residen pada 18 Jun9 1881.

Cerita lain menyebut jika nama "braga" berasal dari kata "bragi" nama dewa puisi dalam mitologi bangsa Jerman.

Sementara itu dalam sastra Sunda, kata "baraga" merujuk pada jalan di tepi sebuah sungai. Dan memang, Jalan Braga di Kota Bandung berada di tepi Sungai Cikapundung.

Baca juga: Asal-usul Baturraden, dari Legenda Suta Pejaga Kuda Raja hingga Kebun Raya yang Diinisiasi oleh Megawati

Gedung De Majestic di Jalan Braga, Kota Bandung. Pada tahun 1925 gedung ini bernama Bioskop ConcordiaKOMPAS.com/PUTRA PRIMA PERDANA Gedung De Majestic di Jalan Braga, Kota Bandung. Pada tahun 1925 gedung ini bernama Bioskop Concordia
Dilansir dari Indonesia.go.id, pada masa kolonial, Braga adalah sebuah jalan berlumpur yang dilewati pedati. Jalan tersebut adalah akses yang menghubungkan antara Jalan Raya Pos (sekarang Jalan Asia Afrika) menuju gudang kopi milik Andreas de Wilde.

Jalan tersebut juga dikenal dengan nama karrenweg atau pedatiweg yang berarti jalan pedati.

Pada abad ke-19, Kota Bandung mulai dibangun dan Jalan Braga mulai berkembang. Jalan tersebut menjadi pusat perbelanjaan bagi warga Eropa yang tinggal di sekitar Bandung.

Mereka adalah para pengusaha perkebunan teh atau preangerplanters.

Dalam buku Wajah Bandoeng Tempo Doeloe (1984), Haryoto Kunto menulis kawasan Jalan Braga menjadi pusat perbelanjaan ternama bagi orang-orang kaya.

Hal tersebut membuat kawasan Braga dijuluki De meest Eropeesche winkelstraat van Indie atau komplek pertokoan Eropa paling terkemuka di Hindia Belanda.

Baca juga: Itinerary Weekend di Bandung, 1 Hari Sekitar Braga

Mengenang wajah Bandung tempo dulu

Tari Ketuk Tilu dibawakan oleh Mojang Pamair di Saung Kuring di Jalan Braga, BandungKOMPAS/MAFIRION (ION) Tari Ketuk Tilu dibawakan oleh Mojang Pamair di Saung Kuring di Jalan Braga, Bandung
Saat ini di kawasan Braga masih ditemukan banyak bangunan yang masih mempertahankan arsitektur zaman kolonial.

Salah satunya Gedung Merdeka yang dibangun pada tahun 1895. Pada masa lalu, gedung tersebut digunakan Societeit Concordia. Gedung tersebut juga digunakan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika tahun 1955.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Benih Penyelundupan Lobster Ilegal Rp 35,5 Miliar yang Hendak Dikirim ke Singapura Digagalkan

Benih Penyelundupan Lobster Ilegal Rp 35,5 Miliar yang Hendak Dikirim ke Singapura Digagalkan

Regional
Satu Korban Balon Udara di Ponorogo Meninggal, Sempat Alami Luka Bakar 63 Persen

Satu Korban Balon Udara di Ponorogo Meninggal, Sempat Alami Luka Bakar 63 Persen

Regional
Video Viral ODGJ Dianiaya, 6 Pelaku Ternyata Pelajar SMP

Video Viral ODGJ Dianiaya, 6 Pelaku Ternyata Pelajar SMP

Regional
Festival Mookervart 2024 Kota Tangerang Kembali Hadir Akhir Bulan Ini

Festival Mookervart 2024 Kota Tangerang Kembali Hadir Akhir Bulan Ini

Regional
Sering Nonton Film Porno, Pria di Malinau Cabuli Putri Kandung Berkali-kali

Sering Nonton Film Porno, Pria di Malinau Cabuli Putri Kandung Berkali-kali

Regional
Dari Qatar, Prabowo ke Sumbar Beri Bantuan untuk Korban Banjir Lahar

Dari Qatar, Prabowo ke Sumbar Beri Bantuan untuk Korban Banjir Lahar

Regional
IRT di Palopo Ditangkap karena Tipu Pedagang Beras hingga Merugi Rp 192 Juta

IRT di Palopo Ditangkap karena Tipu Pedagang Beras hingga Merugi Rp 192 Juta

Regional
Pimpin Upacara Hardiknas 2024, Wabup HST Sampaikan Pesan Penting dari Mendikbud Ristek

Pimpin Upacara Hardiknas 2024, Wabup HST Sampaikan Pesan Penting dari Mendikbud Ristek

Regional
Hadiri HUT Ke-44 Dekranas, Pj Ketua Dekranasda Sumsel Dorong Perajin Hasilkan Karya Terbaik

Hadiri HUT Ke-44 Dekranas, Pj Ketua Dekranasda Sumsel Dorong Perajin Hasilkan Karya Terbaik

Regional
HUT Ke-78 Sumsel, Ketua DPRD Berikan Apresiasinya kepada Pj Agus Fatoni

HUT Ke-78 Sumsel, Ketua DPRD Berikan Apresiasinya kepada Pj Agus Fatoni

Regional
Menteri Risma Minta Lokasi Pengungsian Bencana Agam Dipindahkan

Menteri Risma Minta Lokasi Pengungsian Bencana Agam Dipindahkan

Regional
Cerita Save Dagun, Warga Manggarai Barat 30 Tahun Menyusun Kamus Bahasa

Cerita Save Dagun, Warga Manggarai Barat 30 Tahun Menyusun Kamus Bahasa

Regional
Maju Pilkada Semarang, Bos PSIS Yoyok Sukawi Lamar Semua Partai di Koalisi Indonesia Maju

Maju Pilkada Semarang, Bos PSIS Yoyok Sukawi Lamar Semua Partai di Koalisi Indonesia Maju

Regional
Cerita Warga 'Sulap' Ladang Jadi Toilet dan Tempat Menginap Pengantar Jemaah Haji

Cerita Warga "Sulap" Ladang Jadi Toilet dan Tempat Menginap Pengantar Jemaah Haji

Regional
Alasan Ketum Persab Brebes Asrofi Maju di Pilkada 2024

Alasan Ketum Persab Brebes Asrofi Maju di Pilkada 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com