WONOGIRI, KOMPAS.com-Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung satu tahun di bumi gaplek banyak menjadikan anak-anak muda di Kabupaten Wonogiri kehilangan pekerjaan lantaran di-PHK.
Untuk bertahan di masa pandemi, anak-anak muda di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri banyak yang beralih profesi menjadi petani. Salah satunya dengan menanam semangka premium bernama baby black sweet.
“Banyak anak muda yang beralih menjadi petani dengan menanam semangka baby black setelah mereka di-PHK dari pabrik dan dealer motor,” kata Hendri Yulianto (30) di sela-sela panen perdana semangka baby black sweet di Desa Pule, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Selasa (2/3/2021).
Semangka baby black sweet merupakan komoditas buah semangka tanpa biji yang memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan semangka biasa.
Namun cita rasa kesegaran dan kemanisan semangka memiliki nilai lebih dibandingkan dengan semangka biasa.
Hendri bersama belasan pemuda yang terkena PHK di kampung halamannya bergabung dalam satu kelompok tani bersama-sama menanam semangka baby black sweet di lahan seluas tiga hektar. Luas lahan itu dapat ditanami semangka kelas premium hingga 20.000 pohon.
Menurut Hendri satu pohon rata-rata dapat menghasilkan beberapa buah semangka dengan berat total minimal lima kilogram.
Bila dikalikan 20.000 tanaman dengan asumsi satu tanaman menghasilkan lima kilogram maka satu kali panen bisa menghasilkan 100.000 kilogram atau 100 ton satu kali panen.
Harga jual semangka premium ke perusahaan per kilogramnya Rp 8.000. Maka bila dikalikan dengan 100 ton, satu kelompok petani mendapatkan omzet penjualan hingga Rp 800 juta.
Sementara biaya penanaman satu tanaman semangka sebesar Rp 24.000. Bila memiliki 20 ribu tanaman maka biaya penanaman mencapai Rp 480 juta. Dengan demikian keuntungan yang bisa didapatkan satu kelompok petani mencapai Rp 320 juta.
Bahkan keuntungan melebihi jumlah tersebut lantaran satu tanaman semangka bisa dipanen dua kali.
Untuk masa tanam semangka premium tidaklah lama. Awal menanam hingga panen hanya membutuhkan waktu tiga bulan. Sementara panen kedua hanya perlu menunggu dua bulan.
Hendri merasa beruntung kelompok taninya difasilitasi Pemkab Wonogiri untuk mendapatkan pinjaman dari bank. Pasalnya untuk bertanam semangka premium membutuhkan modal yang tidak sedikit.
Bank berani memberikan pinjaman lantaran kepastian penjualan semangka yang sudah dikontrak dengan salah satu perusahaan buah-buahan di Jakarta.
“Untuk penjualan sudah ada kemitraan dengan Sweety Farm bila panen dibeli satu kilogram semangka seharga Rp 8.000,” kata Hendri.
Baca juga: Duka Alfian, Pelajar SMK di Klaten, Dua Tangannya Diamputasi Tersetrum Listrik Saat PKL