KOMPAS.com - Tak semua warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, mendapat "durian runtuh" setelah menjual lahan kepada PT Pertamina.
Masih ada beberapa warga yang hanya bisa melihat keriuhan miliarder baru di desa itu memborong mobil.
Hal itu terjadi karena mereka tak memiliki lahan untuk dijual kepada Pertamina.
Salah satu warga yang tak menikmati "durian runtuh" itu adalah Tarsimah (65). Ia hanya bisa melihat kegembiraan para tetangga yang baru saja menjual lahan.
Nenek berusia 65 tahun itu hanya menyaksikan keriuhan para tetangga menyambut mobil-mobil baru mereka.
"Tidak dapat apa-apa saya, ya hanya lihat orang yang jual tanah saja pada senang," kata Tarsimah ditemui di rumahnya, Jumat (19/2/2021).
Tarsimah tak punya lahan untuk dijual ke Pertamina. Jangankan tanah, biaya kehidupan sehari-harinya berharap dari bantuan pemerintah.
Di dinding depan rumahnya tertempel keterangan penerima bantuan pangan nontunai (BPNT) dan program keluarga harapan (PKH).
"Tidak punya tanah, ya hanya rumah ini. Saya dan suami sudah tidak kerja, dapat bantuan dari pemerintah," ujarnya.
Di rumah itu, Tasimah tinggal bersama suaminya, Parman (70). Suaminya itu juga sedang sakit dan tak bisa berjalan.