Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Hotel Dijual Pemilik akibat Pandemi Covid-19, Begini Tanggapan Dinas Pariwisata Bali

Kompas.com - 08/02/2021, 17:52 WIB
Dheri Agriesta

Editor

KOMPAS.com - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Bali mencatat sebanyak puluhan hotel dijual karena terdampak pandemi Covi-19.

Sebanyak 20 hotel dijual sebelum pandemi. Sisanya, 40 hotel dijual saat pandemi Covid-19.

Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa belum memiliki data rinci jumlah hotel yang dijual pemiliknya.

Namun, kata dia, penjualan hotel tersebut dilakukan para pemilik sejak sebelum pandemi.

"Karena ada banyak hotel dibangun dengan dana loan, jika income tidak bisa membayar bunga dan pokok dari pinjaman tentu salah satu solusi adalah menjual properti tersebut jika tidak ada solusi lainnya," katanya melalui keterangan tertulis, Senin (8/2/2021).

Astawa mengatakan, masih banyak hotel yang tetap beroperasi di tengah pandemi Covid-19.

Baca juga: Pariwisata Babak Belur akibat Pandemi Covid-19, Puluhan Hotel di Bali Dijual

Terutama, hotel yang dibangun dengan dana nonpinjaman dan milik BUMN.

"Tentu aman-aman saja dan itu juga jumlahnya banyak sekali, plus hotel BUMN tentu masih aman," kata dia.

Ia menambahkan, Gubernur Bali Wayan Koster sedang mengupayakan pinjaman lunak bagi pengusaha.

Ia berharap pinjaman itu bisa terealisasi sehingga membantu para pengusaha perhotelan.

"Dan kita doakan agar pandemi segera berlalu sehingga turis rame lagi ke Bali dan ekonomi pulih lebih cepat," jelasnya.

Sebelumnya, pandemi Covid-19 yang membuat pariwisata Bali babak belur berimbas pada tingkat hunian hotel.

 

Ketua PHRI Bali I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan, para pengusaha mulai menjual aset karena tak bisa membayar biaya operasional dan gaji karyawan.

Menurut Suryawijaya, ada sekitar 60 hotel di Bali yang dijual pemiliknya.

Dari jumlah itu, sekitar 20 hotel sudah dijual sebelum pandemi. Sementara sisanya dijual saat pandemi Covid-19.

"Perhotelan ini hanya bertahan tiga bulan. Setelah itu, tiga bulan pertama bongkar tabungan, lalu tiga bulan kedua ya jual aset-aset," kata Suryawijaya saat dihubungi, Senin.

Baca juga: Gili Tangkong Dijual Secara Online, Pemprov NTB: Itu Hanya Ulah Spekulan...

Menurutnya, hal itu terjadi karena tingkat okupansi hotel yang sangat rendah selama pandemi Covid-19, sekitar lima sampai tujuh persen.

Jumlah itu, kata dia, tak bisa menutupi biaya operasional. Sehingga, para pengusaha memilih tutup atau menjual aset.

Suryawijaya berharap, pemerintah pusat segera merealisasikan pinjaman lunak dengan bunga rendah dan tenor panjang kepada sejumlah pengusaha di Bali.

(KOMPAS.com/Imam Rosidin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com