Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Lagu Terpesona, Diciptakan Semuel Takatelide, Menang di Lomba Masamper hingga Direkam Tahun 1998

Kompas.com - 07/02/2021, 07:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Lagu Terpesona viral di media sosial mulai dari TikTok, Instagram, dan Twitter. Bahkan lagu tersebut digunakan sebagai yel-yel TNI dan Polri yang videonya viral.

Tak banyak yang tahu jika lagu Terpesona diciptakan di Sangihe, Sulawesi Utara oleh Semuel Takatelide (49).

Lagu tersebut diciptakan sekitar tahun 1995-1996 dan pernah menjadi lagu populer di Sulawesi Utara pada tahun 1998.

Baca juga: Semuel Takatelide Bebaskan Lagu Terpesona Dicover, asalkan...

Berikut 5 fakta lagu Terpesona karya Semuel:

1. Menang di lomba masamper

Semuel bercerita lagu tersebut ia ciptakan pada sekitar tahun 1995-1996 untuk mengikuti lomba masamper yakni salah satu budaya berbalas pantun menggunakan syair lagu.

Masamper sendiri adalah salah satu budaya masyarakat Sangihe Talaud.

"Kalau di Sangihe Talaud itu, ada Masamper kan, ada budaya Masamper. Nah, budaya Masamper itu dia saling berbalas pantun dalam syair lagu," ungkap Semuel.

Baca juga: Pencipta Tidak Dapat Royalti Lagu Terpesona hingga Akhirnya Ditawari Kerja Sama

Saat berbalas pantun dalam bentuk pujian yang harus dibawakan secara berbalas-balasan oleh dua grup atau lebih. Kala itu lomba diharuskan mengangkat lagu percintaan.

Ketika dinyanyikan harus diawali dengan pertemuan, pujian, sastra, percintaan, dan terakhir perpisahan.

"Jadi, harus mencari lirik lagu yang kesulitannya tinggi. Supaya grup lain tidak mudah membalas lagu yang kita nyanyikan. Kalau hanya buat lagu terpesona hanya di dunia nyata gampang dibalas grup lain, makanya saya bikin lagu ini terpesona dalam mimpi," sebut dia.

"Intinya, cerita lagu Terpesona ini mengagumi seseorang tapi dalam mimpi," tambah Semuel.

Baca juga: Lagu Terpesona Viral, Semuel Takatelide: Tidak Pernah Terpikirkan Sampai Seperti Ini

2. Masuk dapur rekaman tahun 1998

Ilustrasi musikShutterstock Ilustrasi musik
Semuel bercerita pada tahun 1998, lagu tersebut sempat populer di kalangan masyarakat Sulawesi Utara,

Ia kemudian menjalin kerajsama dengan Revan Record untuk merekam lagu Terpesona.

"Saya angkat lagu itu ke dunia rekaman masih kaset pitah reel waktu itu," ujar Semuel.

Kemudian, tahun 2000 muncul irama poco-poco dan lagu tersebut kembali masuk rekaman.

"Itu sudah dengan grup New Nazareth yang bertajuk Poco-poco Masamper," jelasnya.

Semuel mengaku sempat kaget lagunya bisa viral seperti ini bahkan sampai ke mancanegara.

"Dorang bilang so viral ngana pe lagu ini (banyak orang mengatakan lagu saya sudah viral). Saya juga kaget tapi puji syukur," tutur pria kelahiran Manado itu.

Baca juga: Di Balik Cerita Lagu Terpesona yang Jadi Yel Yel TNI-Polri

3. Semuel melatih masamper anggota TNI

Ilustrasi prajurit TNI AU.KOMPAS.com/ALBERTUS ADIT Ilustrasi prajurit TNI AU.
Pada tahun 2007, Semuel diminta untuk melatih masamper personel Korem untuk acara peresmian RS RW Monginsidi Teling Manado

Yang dilatih adalah anggota TNI dari AD, AU, dan AL. Sejak saat itu muncuk gerakan Masamper untuk TNI Polri.

"Kebetulan saat itu Panglima TNI (Djoko Santoso) akan datang. Mereka panggil saya untuk latih Masamper. Saya latih itu semua angkatan baik TNI AD, AU, dan AL. Masing-masing angkatan ada sekitar 15 sampai 20 orang," jelasnta.

"Para anggota TNI saat saya latih masamper, semangat mereka berapi-api. Sampai mereka memukul-mukul data hingga terdengar kencang," ujarnya.

Baca juga: Ini Dia Sosok Pencipta Lagu Terpesona yang Jadi Yel-yel TNI dan Polri

4. Pencipta tak menerima royalti

Ilustrasi musik.SHUTTERSTOCK Ilustrasi musik.
Semuel Takatelide mengaku tidak mendapatkan royalti setelah lagu ciptannya tersebut mendadak viral di berbagai platform media sosial.

"Enggak, saya enggak pernah dapat royalti. Makanya saya pakai publisher, supaya bisa diawasi semua. Ada yang cover, tapi tidak minta izin, nah itu dia (publisher) kasih tahu bahwa ini ada penciptanya, bukan tidak ada, gitu," kata Semuel saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu (6/2/2021).

Semuel sendiri memaklumi banyak orang yang tidak mengenal dirinya dan kini lebih mengenal karyanya.

"Makanya, orang itukan booming se -Indonesia, di luar negeri juga. Nah, kalau misalnya itukan kami ini hanya orang daerah. Makanya tidak dikenal," ujar Semuel.

Baca juga: Terungkap, Ini Penyebab Lagu Terpesona Jadi Yel-yel TNI dan Polisi

5. Bebaskan lagu Terpesona dicover asalkan izin

Pencipta lagu Terpesona, Semuel Takatelide. (Sumber: Semuel Takatelide) KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI Pencipta lagu Terpesona, Semuel Takatelide. (Sumber: Semuel Takatelide)
Saat ini Samuel telah bekerja sama dengan salah satu perusahaan musik di Jakarta untuk memasuki dapur rekaman lagi. Terlebih, agar lagu tersebut bisa mendapatkan royalti.

Menurut Semuel, perusahaan musik tersebut yang mendatangi dirinya untuk menjalin kerja sama terkait lagu ciptaannya.

"Saat ini sudah (mendapat royalti). Kan sudah ada perjanjian kontrak. Jadi sudah pasti, perbulan sudah ada itu," ujar Semuel.

Selain itu Semuel mengizinkan semua pihak meng-cover lagu Terpesona. Namun, dengan catatan yakni harus meminta izin terlebih dahulu kepada dirinya.

"Kalau ada yang telepon saya, 'Pak, saya mau pakai Bapak punya lagu', nah saya kasih nomor telepon publisher langsung saja, berurusan langsung saja dengan publisher. (Intinya) Asal ada izin, nah gitu," tegas Semuel.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Baharudin Al Farisi, Skivo Marcelino Mandey | Editor : Tri Susanto Setiawan, Dony Aprian)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com