Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Haru Keluarga Menyambut Jenazah Korban Sriwijaya Air SJ 182 di Ende, NTT

Kompas.com - 25/01/2021, 18:18 WIB
Nansianus Taris,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

ENDE, KOMPAS.com - Suasana duka menyelimuti keluarga Theofilus Lau Ura, salah satu penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021).

Tangis keluarga pecah saat peti jenazah Theofilus tiba di rumah duka, Kampung Pora, Desa Pora, Kecamatan Wolojita, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) Jumat (22/1/2021).

Isak tangis keluarga menyambut peti jenazah yang dibawa mobil ambulans milik Pemerintah Kabupaten Ende itu.

Peti jenazah itu diusung keluarga memasuki rumah duka. Jenazah Theofilus disambut dengan prosesi adat saat memasuki rumah duka.

Setelah itu, peti jenazah diserahkan perwakilan Sriwijaya Air kepada keluarga.

Baca juga: Penggemar Berkerumun Tanpa Jaga Jarak Saat Acara Jumpa Fan, Artis TikTok Diperiksa Polisi

Perwakilan keluarga Theofilu, Benediktus Beke mengatakan, keluarga besar mengucapkan terima kasih kepada Sriwijaya Air yang memfasilitasi serah terima dan mengurus proses identifikasi jenazah.

"Tentu tidak mudah memproses ini dengan situasi pandemi Covid-19. Semua ini bisa diproses dengan baik. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pemulangan jenazah saudara kami," kata Benediktus di rumah duka, Jumat.

Kehilangan tulang punggung ekonomi

Benediktus mengatakan, korban yang biasa dipanggil Olus oleh keluarga besar itu merupakan pribadi yang baik.

Olus merupakan anak sulung dari dua bersaudara.

 

Selama ini, Olus bekerja di Jakarta untuk menafkahi mama dan adiknya di kampung halaman.

Olus, kata dia, juga menanggung biaya sekolah adiknya yang sedang duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA).

Baca juga: Alasan Ketua DPD PDI-P Bali Pakai 1 Sendok Menyuapi 2 Bupati Terpilih: Spontan dan Cepat

Menurutnya, Olus merupakan tulang punggung keluarga. Sementara sang ayah telah hilang tanpa kabar sejak pergi ke Kalimantan beberapa waktu lalu.

"Olus itu tulang punggung keluarga. Dia telah pergi. Kini, keluarga kehilangan segalanya," tutur Benediktus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com