Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs Liyangan, Pesona Wisata Baru di Temanggung, Peninggalan Mataram Kuno yang Unik dan Kompleks

Kompas.com - 25/12/2020, 13:21 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TEMANGGUNG, KOMPAS.com - Situs Liyangan di Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, dimungkinkan menjadi pesona Indonesia.

Sebab, di lereng Gunung Sindoro ini memiliki kompleksitas dan keunikan yang tidak ditemukan situs-situs lainnya.

Hal itu dikatakan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Hilmar Farid Setiadi mengunjungi Situs Liyangan, Kamis (24/12/2020). Hilmar melihat langsung progres restorasi situs tersebut beberapa tahun terakhir.

"Ke depan saya optimis Liyangan bisa menjadi salah satu pesona luar biasa untuk Jawa Tengah dan Indonesia, karena ada banyak hal unik, banyak bagian-bagian di situs ini yang enggak ditemukan di tempat lain," ungkap Hilmar.

Baca juga: Struktur Bata Diduga Situs Suci Kerajaan Mataram Kuno Ditemukan di Malang

Keunikan jalan lebar, teknologi kompleks permukiman 

Jalan batu dengan sisi kiri tembok dan sisi kanan pagar candi Situs Liyangan, kaki Gunung Sindoro, Desa Purbosari, Ngadirejo, Temanggung, Jateng, Minggu (23/11/2014). Dalam ekskavasi yang dilakukan BALAR Yogyakarta ditemukan reruntuhan rumah hunian yang diperkirakan berasal dari abad ke-6.KOMPAS.com / FIKRIA HIDAYAT Jalan batu dengan sisi kiri tembok dan sisi kanan pagar candi Situs Liyangan, kaki Gunung Sindoro, Desa Purbosari, Ngadirejo, Temanggung, Jateng, Minggu (23/11/2014). Dalam ekskavasi yang dilakukan BALAR Yogyakarta ditemukan reruntuhan rumah hunian yang diperkirakan berasal dari abad ke-6.
Salah satu bagian yang unik itu adalah jalan lebar (jalan makadam kuno) yang terletak di ketinggian.

Ini membuktikan nenek moyang telah mampu mengembangkan teknologi pengetahuan yang kompleks pada masa itu.

Hilmar menjelaskan, secara matematis apabila situs ini pembangunannya dimulai pada abad VII Masehi sampai abad X Masehi berarti lokasi di ketinggian Gunung Sindoro ini selama 300 tahun telah menjadi tempat pemukiman. 

"Melihat arsitekturnya, melihat kompleksitasnya ini kan dibangun di lereng jadi menurun begini, itu kan juga tidak mudah. Jadi saya kira ini menunjukkan tingkat peradaban yang kita miliki di masa lalu dan dari situ nilainya sangat-sangat berharga," ucap Hilmar.

Baca juga: Situs Liyangan dan Umbul Jumprit Bakal Jadi Objek Wisata Budaya

 

Jadi prioritas Dirjen kebudayaan

Tempat peribadatan di teras 3 Situs Liyangan, kaki Gunung Sindoro, Desa Purbosari, Ngadirejo, Temanggung, Jateng, Sabtu (22/11/2014). Dalam ekskavasi yang dilakukan BALAR Yogyakarta ditemukan reruntuhan rumah hunian yang diperkirakan berasal dari abad ke-6.KOMPAS.com / FIKRIA HIDAYAT Tempat peribadatan di teras 3 Situs Liyangan, kaki Gunung Sindoro, Desa Purbosari, Ngadirejo, Temanggung, Jateng, Sabtu (22/11/2014). Dalam ekskavasi yang dilakukan BALAR Yogyakarta ditemukan reruntuhan rumah hunian yang diperkirakan berasal dari abad ke-6.
Hilmar pun menyatakan Situs Liyangan akan menjadi prioritas utama bagi Dirjen Kebudayaan Kemendikbudtahun 2021, utamanya terkait pengelolaannya.

Di mana masalah krusial yang menjadi perhatiannya adalah persoalan lahan. 

"Tahun depan kita juga akan memastikan bahwa Liyangan ini akan mennjadi prioritas Dirjen Kebudayaan, khususnya mengenai pengelolaannya," katanya. 

Ia menyebutkan, fokusnya adalah pada pelestarian, memastikan keamanan situs, Kemudian bagi personil yang melakukan penelitian, pengkajian itu juga harus benar-benar mendapat sumber daya yang cukup, baik sumber daya manusia, finansial dan lain sebagainya. 

Baca juga: Memecahkan Misteri Situs Purbakala Liyangan di Lereng Gunung Sindoro

 

Bekas kompleks permukiman penduduk

Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Hilmar Farid dan tim BPCB Jateng meninjau jalan makadam kuno di Situs Liyangan peninggalan era Mataram kuno, di Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (24/12/2020).KOMPAS.com/IKA FITRIANA Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Hilmar Farid dan tim BPCB Jateng meninjau jalan makadam kuno di Situs Liyangan peninggalan era Mataram kuno, di Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (24/12/2020).
Ketua Kelompok Kerja (Kapokja) Pemugaran Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Jateng, Eri Budianto mengatakan, setidaknya ada 3 kegiatan yang telah dilaksanakan di situs Liyangan sepanjang tahun 2020  yakni restorasi talud tepi jalan bolder, ekskavasi halaman 3 dan 4 Situs Liyangan, dan studi teknis petirtaan. 

"Tahun 2021, rencananya akan melanjutkan restorasi talud sepanjang 120 meter," sebut Eri.

Menurut Eri, situs Liyangan ini unik karena ditemukan berbagai macam jenis cagar budaya yang menjadi satu kesatuan.

Contohnya dalam satu situs ini ada kompleks permukimannya yang dibuktikan dengan adanya jejak rumah penduduk.

Baca juga: Situs Liyangan Sudah Dihuni Sejak Abad ke-6

Temuan arang beras hingga sawah kuno

Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Hilmar Farid dan tim BPCB Jatenag meninjau jalan makadam kuno di Situs Liyangan peninggalan era Mataram kuno, di Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (24/12/2020).KOMPAS.COM/IKA FITRIANA Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Hilmar Farid dan tim BPCB Jatenag meninjau jalan makadam kuno di Situs Liyangan peninggalan era Mataram kuno, di Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (24/12/2020).
Lalu ada situs peribadatan karena ada tempat ibadah dan bangunan candi, ada yoni, ada petirtaan.

"Ada jalan bolder langka merupakan satu-satunya di Indonesia, ada temuan arang beras dan sawah kuno dan lain sebagainya," imbuh Eri.

Situs Liyangan ditemukan warga setempat saat menambang pasir,aa tahun 2007 silam. Saat itu warta tidak sengaja menemukan bagian situs, berupa Yoni.

Temuan warga ini kemudian ditindaklanjuti pemerintah daerah setempat dan kegiatan restorasi penuh dimulai tahun 2017.

Baca juga: Liyangan Berulang Kali Diterjang Erupsi Gunung Api

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com