Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Pelda Eka Budi, Jasad Hilang dan Ditemukan di Sungai Usai Mobil Patroli Tertabrak Kereta Api

Kompas.com - 16/12/2020, 11:04 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Tabrakan antara Kereta Api Brantas dan mobil patroli Polsek Kalijambe, Sragen terjadi pada Minggu (13/12/2020) malam.

Dua orang polisi dan satu orang anggota TNI meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.

Anggota TNI yang meninggal adalah Pelka Eka Budi.

Tak seperti dua rekannya yang lain, jasad Pelda Eka Budi mulanya tak ditemukan di dalam mobil patroli itu.

Baca juga: Mobil Patroli Polsek Kalijambe Tertabrak Kereta di Sragen, 2 Polisi Tewas, 1 Anggota TNI Belum Ditemukan

Suara benturan keras

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi menjelaskan, kecelakaan terjadi ketika mobil patroli melewati perlintasan tanpa palang pintu.

"Tadi malam sekitar pukul 23.00 WIB, saat kendaraan patroli melintasi Dukuh Kalimacan, ada kereta dari arah utara yaitu Pasar Senen menuju Blitar dan akhirnya menabrak," kata Yuswanto.

"Pintu perlintasan memang tanpa palang dan tidak ada yang menjaga," lanjut dia.

Menurut seorang saksi di lokasi, Joko Cahyono, saat kecelakaan terjadi terdengar suara benturan amat keras.

Suara itu diperkirakan muncul sekitar pukul 22.45 WIB.

Joko mengatakan, rumahnya memang tak jauh dari posisi akhir mobil patroli setelah sempat terseret sejauh 100 meter dari lokasi tabrakan.

"Saya langsung keluar rumah setelah mendengar suara itu," kata Joko, seperti dilansir dari Tribun Solo.

Joko terkejut lantaran melihat sebuah mobil patroli terjepit di bagian gerbong nomor dua dari belakang.

"Jadi posisinya lokomotif, gerbong, gerbong lalu mobil polisi yang terjepit," kata dia.

Benturan keras tersebut membuat mobil patroli dalam kondisi ringsek.

Baca juga: Kronologi Mobil Patroli Polisi Tertabrak Kereta yang Mengakibatkan 2 Polisi Tewas

Ilustrasi JenazahBBC Indonesia Ilustrasi Jenazah
Tiga korban, satu jasad sempat hilang dari dalam mobil

Rupanya ada tiga orang yang berada di dalam mobil patroli tersebut. Mereka hendak melakukan patroli gabungan dengan melibatkan jajaran Kodm 0725/Sragen.

Mereka adalah dua orang polisi bernama Aipda Samsul Hadi dan Bripka Slamet Mulyono.

Sedangkan satu orang lagi adalah anggota TNI bernama Pelda Eka Budi.

Namun, menurut Joko, saat itu dia hanya melihat dua jasad dua orang di dalam mobil patroli itu.

"Pas saya lihat posisi dua orang polisi duduk di depan dan posisinya terjepit. Untuk anggota TNI sudah tidak ada di dalam mobil pas saya cek," tutur dia.

Baca juga: Cerita Tragis Sanu, Remaja yang Tewas dalam Bentrok 2 Geng Motor di Bandung, Jatuh Saat Dikejar

Jasad Pelda Eka Budi dicari 2 hari

Ilustrasi tanda tanyaThinkstock Ilustrasi tanda tanya
Lantaran tak ditemukan di dalam mobil patroli yang tertabrak, tim gabungan melakukan pencarian terhadap jenazah Pelda Eka Budi.

Pencarian dilakukan sejak Senin (14/12/2020), melibatkan TNI, Polri, Basarnas dan BPBD.

Diduga, Pelda Eka terjatuh ke Sungai Cemara di sekitar lokasi tabrakan.

Pencarian sempat terkendala oleh kondisi medan yang cukup sulit.

Baca juga: Bermula 8 Siswa SMK Batuk dan Anosmia, Terbongkar 179 Siswa Positif Covid-19

 

Ilustrasi laut, samudra, lautan Ilustrasi laut, samudra, lautan
Ditemukan mengapung

Setelah dicari selama dua hari, pada Selasa (15/12/2020), jenazah Pelda Eka akhirnya berhasil ditemukan.

Pelda Eka ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dan mengapung di Kedung Cempluk Sungai Cemara, Kalijambe, Sragen.

Lokasi penemuan tersebut berjarak 1,3 kilometer dari tempat kejadian.

Koordinator lapangan Basarnas Pos Solo Tri Puji menjelaskan, dibutuhkan waktu sekitar setengah jam untuk mengevakuasi Pelda Eka Budi dari sungai.

"Evakuasi jenazah berlangsung 20 menit. Proses evakuasi dibantu sama warga," tutur Tri Puji.

Setelah ditemukan, jenazah langsung dibawa ke rumah sakit.

"Jenazah Pelda Eka langsung dibawa ke RSUD dr Soeratno Gemolong untuk proses autopsi," ujar dia.

Baca juga: Kisah Pilu Dokter Sardjono dan Istrinya, Meninggal Bergiliran karena Covid-19 di Hari yang Sama

Sosok panutan

Ilustrasishutterstock Ilustrasi
Kepergian Pelda Eka Budi menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan tetangga yang ditinggalkan.

Salah satu warga Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Sragen Subur (56) merasa sangat kehilangan.

Sebab, sudah 15 tahun lebih ia mengenal Pelda Eka Budi.

Di mata masyarakat sekitar tempat tinggal Pelda Eka Budi, ayah dari dua orang anak itu dikenal sebagai sosok panutan.

"Kalau terjadi apa-apa di sini, dia bisa menjadi orang yang menjembatani permasalahan. Dia termasuk sosok yang jadi panutan," tutur Subur, melansir Tribun Solo.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Labib Zamani | Editor: Dony Aprian) Tribun Solo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com