Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Ingin Berangkat Haji Sama Ibu, Semoga Pihak Terkait Bisa Bantu"

Kompas.com - 06/09/2020, 05:35 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Seorang pemuda yang berprofesi sebagai pengamen jalanan di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, bernama Slamet Effendy (30), warga Desa Kerpangan, Kecamatan Leces, mendaftar ibadah haji.

Slamet mendaftar haji pada Kamis (3/9/2020) lalu sebesar Rp 25 juta. Ternyata, Slamet juga telah mendaftarkan haji untuk ibunya bernama Atmani pada 2018 silam.

Karena daftarnya tidak bersama, Slamet dan ibunya tidak bisa ke Tanah Suci secara bareng.

Baca juga: Sering Diejek Teman karena Tinggal di Bekas Kandang Ayam, Siswi SMK Ini Mengaku Sudah Kebal

Slamet diperkirakan akan berangkat pada tahun 2045, sementara ibunya tahun 2043.

"Saya ingin berangkat haji sama ibu. Semoga pihak terkait bisa bantu saya," kata Slamet dengan bahasa Madura, saat dihubungi Kompas.com, melalui ponsel milik tetangganya, Yuyun Wahyuni, Sabtu (5/9/2020).

Kata Slamet, untuk berangkat haji bersama ibunya, ia menabung selama 10 tahun.

Baca juga: Nabung 10 Tahun, Pengamen Daftar Haji Bersama Ibunya

Setiap hari, kata Slamet, ia menabung ke ibunya Rp 20.000-25.000 dan tabungannya disimpan oleh ibunya.

"Kalau sudah banyak, uang recehan ditukar ke toko. Oleh ibu disimpan di tas kresek dan disimpan di rumah sampai banyak," katanya.

Baca juga: Kami Baru Tahu Ketabrak dari Tetangga

Sambung Slamet, ia ngamen dan mangkal di pintu tol kelaur Leces Pasuruan-Prbolinggo (Paspro).

Biasanya ia mengamen setelah habis subuh hingga pukul 22.00 WIB. Pada siang hari ia biasanya pulang ke rumah saat shalat Zuhur untuk makan siang.

Setelah itu, ia berangkat kembali untuk ngamen dengan berjalan kaki.

"Dia ngamen dari pagi sampai jam 10 malam, pulang cuma makan lalu berangkat ngamen lagi," kata Yuyun tetangga yang mengantarkan Slamet daftar ke Kemenag, via telepon.

Baca juga: Ibu di Muaraenim Ajak Anak Kandungnya Berhubungan Intim, Terbongkar Saat Digerebek Polisi Kasus Narkoba

Kata Yuyun, Slamet memiliki kekurangan dan sudah ditinggal ayahnya untuk selamanya karena sakit.

Sejak kecil, kata Yuyun, Slamet bercita-cita ingin naik haji bareng ibunya.

Sambung Yuyun, ia mengantarkan Slamet mendaftar haji karena Slamet putus sekolah sejak SD dan tidak bisa membaca maupun menulis.

Sebenarnya, kata Yuyun, perangkat desa setempat, sempat mau mengantar Slamet ke Kemenag naik mobil. Tapi, Slamet tidak mau tanpa alasan, dan memilih minta diantar dirinya.

Baca juga: Cerita Anggie 2 Kali Gagal Masuk Akpol, Daftar ke UI

 

(Penulis Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol | Editor Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com