KOMPAS.com - Seorang pemuda yang berprofesi sebagai pengamen jalanan di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, bernama Slamet Effendy (30), warga Desa Kerpangan, Kecamatan Leces, mendaftar ibadah haji.
Slamet mendaftar haji pada Kamis (3/9/2020) lalu sebesar Rp 25 juta. Ternyata, Slamet juga telah mendaftarkan haji untuk ibunya bernama Atmani pada 2018 silam.
Karena daftarnya tidak bersama, Slamet dan ibunya tidak bisa ke Tanah Suci secara bareng.
Baca juga: Sering Diejek Teman karena Tinggal di Bekas Kandang Ayam, Siswi SMK Ini Mengaku Sudah Kebal
Slamet diperkirakan akan berangkat pada tahun 2045, sementara ibunya tahun 2043.
"Saya ingin berangkat haji sama ibu. Semoga pihak terkait bisa bantu saya," kata Slamet dengan bahasa Madura, saat dihubungi Kompas.com, melalui ponsel milik tetangganya, Yuyun Wahyuni, Sabtu (5/9/2020).
Kata Slamet, untuk berangkat haji bersama ibunya, ia menabung selama 10 tahun.
Baca juga: Nabung 10 Tahun, Pengamen Daftar Haji Bersama Ibunya
Setiap hari, kata Slamet, ia menabung ke ibunya Rp 20.000-25.000 dan tabungannya disimpan oleh ibunya.
"Kalau sudah banyak, uang recehan ditukar ke toko. Oleh ibu disimpan di tas kresek dan disimpan di rumah sampai banyak," katanya.
Baca juga: Kami Baru Tahu Ketabrak dari Tetangga
Sambung Slamet, ia ngamen dan mangkal di pintu tol kelaur Leces Pasuruan-Prbolinggo (Paspro).
Biasanya ia mengamen setelah habis subuh hingga pukul 22.00 WIB. Pada siang hari ia biasanya pulang ke rumah saat shalat Zuhur untuk makan siang.
Setelah itu, ia berangkat kembali untuk ngamen dengan berjalan kaki.
"Dia ngamen dari pagi sampai jam 10 malam, pulang cuma makan lalu berangkat ngamen lagi," kata Yuyun tetangga yang mengantarkan Slamet daftar ke Kemenag, via telepon.
Kata Yuyun, Slamet memiliki kekurangan dan sudah ditinggal ayahnya untuk selamanya karena sakit.
Sejak kecil, kata Yuyun, Slamet bercita-cita ingin naik haji bareng ibunya.
Sambung Yuyun, ia mengantarkan Slamet mendaftar haji karena Slamet putus sekolah sejak SD dan tidak bisa membaca maupun menulis.
Sebenarnya, kata Yuyun, perangkat desa setempat, sempat mau mengantar Slamet ke Kemenag naik mobil. Tapi, Slamet tidak mau tanpa alasan, dan memilih minta diantar dirinya.
Baca juga: Cerita Anggie 2 Kali Gagal Masuk Akpol, Daftar ke UI
(Penulis Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol | Editor Robertus Belarminus)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.