Seorang suami bernama Robi (40), di Makassar diamankan polisi atas kasus penjambretan.
Ironisnya, korban yang dijambret tersebut adalah istrinya sendiri.
Kepada polisi, alasan pelaku menjambret istrinya tersebut karena cemburu.
Sebab, saat itu korban diketahui tengah dibonceng oleh pria lain.
"Pelaku membenarkan telah melakukan perampasan barang milik korban berupa tas karena didasari rasa cemburu karena pada saat itu dia melihat korban berboncengan dengan laki laki lain," kata Kanit Reskrim Polsek Rappocini Iptu Nurtcahyana.
Akibat perbuatannya, Robi kini ditahan polisi dan telah mendekam di sel Polsek Rappocini.
Baca juga: Detik-detik Robi Jambret Tas Istri Sendiri, Berawal Lihat Korban Diboncengkan Lelaki Lain
Meski menjadi seorang minoritas beragama muslim, Ahmad Jabur (50), terpilih menjadi kepala desa di Desa Compang Ndejing, Nusa Tenggara Timur yang mayoritas warganya beragama Katolik.
Menariknya, kemenangan dirinya dalam pemilihan kepala desa tersebut justru akibat adanya dukungan dari kelompok berbasis gereja (KGB).
Selain itu, karena ia memang dianggap berkompeten untuk memimpin desa.
"Saat itu saya tidak mau. Alasan saya, saya tidak mungkin terpilih, karena saya dari pihak minoritas. Selama itu memang isu agama dan SARA di akar rumput ramai dibincangkan. Ada yang bilang mengapa mesti yang minoritas pimpin mayoritas," ujar Jabur kepada Kompas.com, Rabu (19/8/2020).
Namun isu SARA yang sempat menguat saat itu justru diredam oleh para pastor.
Kepada umatnya, pastor itu selalu menekankan bahwa menjadi pemimpin tidak dilihat dari latar belakang dan agamanya. Melainkan kemampuan dan karakternya.
Baca juga: Kami Pilih Pemimpin Desa, Bukan Pemimpin Agama