Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Aniaya Istri dan Anak Tirinya, Pria Ini Dilaporkan ke Polisi

Kompas.com - 18/08/2020, 19:40 WIB
Idon Tanjung,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - SA (19), seorang ibu rumah tangga warga Jalan Teropong, Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Riau, melapor ke polisi karena diduga dianiaya suaminya berinisial DS (40).

SA juga melaporkan suaminya karena diduga menganiaya anak SA berinisial E yang masih berusia empat tahun.

Korban datang melapor ke Polsek Tampan bersama anak serta ibunya yang didampingi kuasa hukumnya, Taufik Tanjung, Selasa (18/8/2020) sore.

Saat ditemui Kompas.com, kuasa hukum korban, Taufik Tanjung menjelaskan kliennya diduga dianiaya sang suami.

"Kasus klien kita ini sebenarnya sudah berlangsung lama. Dulu korban dianiaya suaminya sampai jari tengah sebelah kiri korban patah. Saat itu korban melapor ke Polsek Siak Hulu di Kabupaten Kampar, tapi sampai saat ini perkara itu tidak jelas," kata Taufik usai membuat laporan, Selasa.

Baca juga: Sejak 2017, Kasus Kekerasan Seksual Didominasi KDRT dan Persetubuhan

Kemudian, lanjut dia, dua hari yang lalu, Minggu (16/8/2020) malam, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) diduga kembali dilakukan DS.

Saat itu, terduga pelaku beberapa kali memukul istrinya dengan menggunakan tangan.

"Korban mengalami luka lebam di punggung, tangan, kening, kaki dan pinggang," sebut Taufik.

Menurut keterangan korban, sambung dia, penganiayaan juga diduga dilakukan oleh keluarga dari suaminya.

Mirisnya, pelaku DS juga diduga menganiaya anak tirinya.

"Malam itu korban dipukuli dan dikejar pakai kayu oleh keluarga dari pelaku. Setelah kembali ke rumah ditemukan mata anaknya sebelah kiri sudah lebam. Saat ditanya anaknya mengaku dipukul sama bapak tirinya," kata Taufik.

Ia menambahkan, terduga pelaku merupakan suami kedua SA. Suami pertamanya meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Mereka memiliki seorang anak perempuan berusia empat tahun.

Setelah itu, SA menikah dengan DS dan memiliki seorang anak laki-laki.

Lebih lanjut, Taufik mengatakan, kasus KDRT ini diduga dipicu masalah ekonomi.

"Ada unsur cemburu juga kepada sang istri. Tapi, kecemburuan dilampiaskan pelaku dengan menganiaya istri. Parahnya lagi anak tirinya seorang anak yatim juga ikut dipukuli. Sehingga, korban merasa sudah tidak tahan dan melapor ke polisi," kata Taufik.

Oleh sebab itu, hari ini Taufik mendampingi SA dan anak korban melakukan visum ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau di Pekanbaru. Setelah itu, mereka membuat laporan ke Polsek Tampan.

Taufik mengatakan, laporan korban sudah diterima oleh petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Tampan.

"Untuk laporan ibunya (SA) sudah diterima Polsek Tampan. Kalau untuk laporan anaknya, besok pagi kita melapor ke Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Polresta Pekanbaru," sebut Taufik.

Sementara itu, Taufik berjanji akan mendampingi korban sampai kasusnya tuntas.

Ia mengaku iba melihat perempuan dan anaknya menjadi korban kekerasan suami.

"Kita dalam hal ini selaku pengacara ini murni prodeo bantuan hukum cuma-cuma kepada warga miskin yang tertindas. Kita totalitas membantu masyarakat awam terhadap hukum. Kita harap pelaku ditangkap dan dihukum seberat-beratnya," pungkas Taufik.

Baca juga: Oknum ASN di Batam Ketahuan Selingkuh dan Lakukan KDRT, Istri Lapor Polisi

Secara terpisah, Kapolsek Tampan Kompol Hotmartua Ambarita membenarkan telah menerima laporan dari korban yang diduga dianiya suaminya.

"Laporan sudah kita terima. Kami akan menyelidiki kasus dugaan KDRT ini," ujar Ambarita kepada Kompas.com, Selasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com