Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Edy Dikarantina 14 Hari Sebelum Menikah, dari Bojonegoro Isolasi Mandiri di Sekolah TK Yogyakarta

Kompas.com - 20/05/2020, 10:01 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Edy (27) harus menjalani karantina di Pedukuhan Jamus, Kalurahan Pengasih, Kapenewon Pengasih, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Karantina selama 14 hari harus ia jalani sebelum menikah dengan kekasihnya asal Jamus. Pernikahan rencananya akan digelar para 3 Juni 2020.

Edy adalah warga asal Bojonegoro, Jawa Timur dan bekerja di Sukoharjo, Jawa Tengah. Ia berangkat dari Sukoharjo dan tiba di Jamus pada Minggu (17/5/2020).

Sesuai prosedur dia harus menjalani karantina selama 14 hari untuk memastikan kondisi kesehatannya.

Baca juga: Demi Ijab Kabul, Pemuda Ini Rela Dikarantina di Desa Calon Istri

Karantina di sekolah TK

Saat tiba di Jamus, Edy langsung datang ke bangunan karantina yang berada di komplek sekolah TK Pamardi Putra 3 Pengasih.

Edy menempati salah satu ruangan di sekolah tersebut.

Komplek tersebut terdiri dari dua bangunan. Edy menempati bangunan baru yang ada di bagian belakang. Bangunan tersebut terdiri dari tiga ruangan, satu ruang UKS, dan kamar mandi di luar.

“Karena memang sudah aturannya dan harus melalui seperti ini, saya ikuti saja,” kata Edy berbicara ke Kompas.com dari kejauhan, Senin (18/5/2020).

Baca juga: Seorang WNI dari Luar Negeri yang Dikarantina di Asrama Haji Positif Covid-19

Ilustrasi Covid-19DOK. PIXABAY Ilustrasi Covid-19
Edy adalah warga ketiga yang menjalani karantina di bagunan TK.

Sebelumnya ada pemudik dari Jakarta yang masuk ke Pedukuhan Ngento, Pengasih. Warga lain adalah asal Serut yang kehilangan pekerjaan di Semarang dan memutuskan pulang.

Ia sudah menjalani karantina selama sembilan hari di gedung TK tersebut.

Ketua Desa Tangguh Bencana (Destana) Kalurahan Pengasih, Indarto mengungkapkan warga mereka yang datang dari luar wilayah mesti menjalani isolasi baik secara mandiri di rumah atau pun seperti Edy, di sekolah TK.

Baca juga: Dipulangkan dari Luar Negeri, 207 WNI Dikarantina di Asrama Haji Pondok Gede

Walaupun Edy bukan warga Jamas, Indarto mengatakan ia harus tetap menjalani karantina.

“Dan dia ini warga yang mau bekerja sama baik,” Indarto.

Indarto menerangkan, isolasi ini penting untuk mengantisipasi virus corona menjangkiti warga.

“Warga waspada,” kata Indarto.

Ia mengatakan, jika warga tak memiliki ruang untuk isolasi mandiri, Destana menyediakan tempat karantina di bangunan TK seperti yang dijalani oleh Edy.

Baca juga: Hasil Rapid Test Reaktif, 9 Jamaah Tabligh Asal Pakistan Dikarantina

Untuk memastikan kesehatan warga yang karantina, Destana melibatkan petugas medis dan Babinsa untuk mengawasi merea.

Destana juga membangun pos utama sebagai sentral koordinasi untuk menanggulangi Covid-19 di wilayah Pengasih. Pos utama kebetulan berdiri depan sekolah TK ini.

“Kalau ada pendatang, warga melapor ke kami, kami datang dan mengedukasi agar mereka melakukan isolasi mandiri. Mereka membuat surat pernyataan sedia isolasi mandiri,” kata Indarto.

Setelah dua pekan, mereka baru bisa berinterinteraksi dengan masyarakat Pengasih.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dani Julius Zebua | Editor: Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com