Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didi Kempot dalam Kenangan, Tak Mau Makan Bareng Menteri, Pilih Gabung dengan Musisi

Kompas.com - 05/05/2020, 20:45 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Bermarkas di Gunungkidul, Yogyakarta, kelompok musik orkestra Kidung Etnosia sering diajak Didi Kempot untuk mengiringi dalam konsernya.

Kesan sederhana, dan menghargai sesama musisi tak membedakan musisi baru, dan senior.

Koordinator Kidung Etnosia Agustinus Bambang Prasetyo menceritakan, kelompok orkestranya sudah 6 kali mengiringi Didi Kempot selama 3 tahun terakhir.

Pertama kali mengiri sang maestro di Alun-alun Pemkab Gunungkidul pada tahun 2017 lalu, dan terakhir di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri Universitas Gadjah Mada.

Baca juga: Banyu Langit, Karya Abadi Didi Kempot untuk Gunungkidul

Bambang menceritakan, pertama kali konser 2017 di lapangan saat acara ulang tahun sebuah SMA.

Ia kaget juga Didi kempot tidak tahu kalau diiringi orkestra karena menggunakan panggung terbuka.

Saat latihan bersama, Didi Kempot musisi yang matang, tidak butuh waktu lama menggabungkan musiknya dengan orkestra. 

"Pak Didi itu sosok musisi yang benar-benar matang dalam bermusik dan rendah hati. Dia menghargai musisi termasuk musisi muda, tidak membedakan sama sekali," kata Bambang saat ditemui di studio 'Kembang Sore', Kecamatan Nglipar, Selasa (5/5/2020). 

Kesan rendah hati masih membekas erat di ingatannya kala konser di Madiun, Jawa Timur beberapa tahun lalu.

Saat itu, Didi Kempot menolak untuk makan bareng menteri dan pejabat lainnya.

"Didi Kempot sering berbaur dengan musisi. Waktu di Madiun, diajak makan sama pejabat dan menteri Mas Didi tidak mau. Memilih makan bersama teman-teman musisi." ucap Bambang.

"Bahkan, saat koordinasi Pak Didi itu sering melayani foto bersama masyarakat, kadang saya memilih mengalah," kata Bambang.

Bambang mengaku sering mengingatkan Didi Kempot agar tidak memforsir diri dan dalam beberapa kali tampil, dia sudah sering membawa oksigen untuk dihirup sebelum tampil.

Bahkan, beberapa tahun lalu sebelum jadwal manggung padat, Didi tampil dan sempat membawa oksigen.

"Beberapa kali suaranya tidak sampai dan harus menghirup oksigen. Namun Mas Didi adalah sosok pekerja seni yang kuat dan berdedikasi, kondisi kurang fit tetap tampil," kata Bambang.

Baca juga: Didi Kempot Meninggal, Adik: Punya Riwayat Asma, Saat Manggung Bawa Inhaler

Sebuah kolaborasi besar konser 30 tahun berkarya tengah disiapkan.

Namun demikian, setelah meninggalnya Didi Kempot, Bambang mengaku tidak mengetahui apakah akan dilanjutkan atau tidak.

"Kidung Etnosia merasa kehilangan yang mendalam sosok Didi Kempot," ucap Bambang. 

Pembina Kidung Etnosia Sunaryanto mengatakan, dirinya merasa kehilangan sosok pemusik yang disukai semua generasi. Lagunya yang sesuai dengan karakter Jawa dan anak muda menjadi bagian yang tidak terlupakan.

"Lagu-lagunya selalu identik dengan peristiwa kehidupan, tentu musiknya juga banyak di gandrungi dari hampir semua kalangan. Mudah-mudahan karya almarhum di jagad musik Indonesia senantiasa dapat mewarnai sekaligus menjadi inspirasi bagi generasi muda," ucap Sunaryanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com