SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Surabaya mencatat terdapat 223 kasus aktif positif virus corona baru atau Covid-19 di wilayahnya. Tak seluruh pasien aktif yang dirawat di rumah sakit karena keterbatasan ruang isolasi.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, kasus positif virus corona baru itu tersebar merata di 31 kecamatan di Surabaya.
Dari jumlah kasus aktif itu, sebanyak 107 pasien positif Covid-19 menjalani perawatan di ruang isolasi sejumlah rumah sakit.
"Kemarin saya juga meminta rumah sakit menerima seluruh pasien positif. Di data kami, ada 116 pasien positif rawat jalan, kemudian 107 rawat inap. Karena rumah sakitnya enggak cukup, akhirnya (116 pasien) dirawat jalan," kata Risma di Balai Kota Surabaya, Senin (20/4/2020).
Baca juga: Ikuti Keputusan Khofifah Terkait PSBB, Risma: Draf Pergub Sudah Detail
Risma sempat menghubungi salah satu pasien positif Covid-19 yang menjalani karantina mandiri atau rawat jalan.
Saat itu, Risma menanyakan alasan pasien itu tak dirawat di ruang isolasi rumah sakit.
Menurut Risma, dokter yang menangani pasien itu mengizinkannya melakukan karantina mandiri di rumah.
"Karena katanya dia gejalanya sesak napas saja, bukan pneumonia. Tapi kalau gejala pneumonia itu langsung otomatis harus dirawat di rumah sakit," kata Risma.
Tak ingin ada pasien positif karantina mandiri
Sejatinya, Risma tak ingin ada pasien positif yang melakukan karantina mandiri atau rawat jalan.
Risma khawatir, pasien positif corona itu menularkan virus kepada anggota keluarga lain.
"Karena kalau di rumah itu, ada yang negatif kemudian ada yang positif, dia yang negatif ngerawat yang positif, sulit sekali dia tidak menjadi positif," kata Risma.
Bahkan, sejumlah tenaga medis di rumah sakit yang menjalankan protokol ketat terhadap pasien positif corona juga ada yang tertular.
"Di rumah sakit saja yang protokolnya demikian ketat, ada perawat, ada tenaga medis, ada dokter, bisa terpapar (apalagi di rumah)," kata Risma.
Baca juga: Risma Minta 224 OTG Corona di Surabaya Tes Swab, karena Berbahaya
Tapi, Risma tak bisa berbuat banyak. Kapasitas rumah sakit di Surabaya tak mencukupi untuk menampung ratusan pasien.
Pemkot Surabaya pun terus memantau pasien positif corona yang melakukan rawat jalan itu.
Pemkot menyuplai makanan dan vitamin untuk meningkatkan imun tubuh pasien tersebut.
"Jadi sekarang kita treatment vitaminnya, treatment makanannya supaya fisiknya kuat. Jadi sekarang seluruhnya yang confirm, sekarang yang posisi dirawat (baik rawat jalan dan rawat inap) 223 orang yang positif," jelas Risma.
Sempat ingin demonstrasi
Risma mengaku ingin protes karena banyak pasien positif Covid-19 tak tertampung di rumah sakit.
Tapi, rencana itu batal dilakukan setelah pihak rumah sakit menambah ruangan untuk menampung pasien positif corona.
"Kemarin sampai aku mau demo, demo dewean (sendirian) aku. Akhirnya rumah sakit - rumah sakit itu (mau) ngasih beberapa tempat untuk warga Surabaya dengan menambah ruangan," kata Risma.
Baca juga: Hasil Kajian, PSBB Penting untuk Kota Surabaya
Tapi, Risma mengakui jumlah ruangan tambahan itu belum bisa menampung seluruh pasien positif corona yang aktif saat ini.
Menurutnya, sulit memutus mata rantai penyebaran Covid-19 jika masih ada pasien positif corona yang tak dirawat di rumah sakit.
"Kita kan susah, katanya suruh memutus mata rantai penularan, gimana bisa motong (penyebaran corona) kalau (pasien positif) dirawat di rumah," kata Risma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.