Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Boltim: Sengaja Saya Bawa Peti Mati, Isyarat Covid-19 Virus Kejam

Kompas.com - 18/04/2020, 10:21 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Sulawesi Utara Sehan Salim Landjar membawa peti mati sambil berkeliling desa menggunakan mobil bak terbuka.

Aksinya itu, sontak memancing perhatian warga setempat.

"Sengaja saya bawa peti mati, sebagai isyarat bahwa Covid-19 jenis virus lemah tapi kejam. Karena waktunya hanya 14 hari dia lemah tapi cukup agresif," kata bupati.

Sosialisasi pun dilakukannya dengan cara rileks. Ia beranggapan, memberi informasi tidak boleh membuat rakyat tegang.

Tujuannya, agar masyarakat yang tak paham sosialisasi formal bisa mendapatkan edukasi.

"Sosialisasi dengan gaya sendiri. Jadi masyarakat lebih rileks lah," kata dia.

Ia berkeliling turun ke desa-desa. Supaya informasi bisa menjangkau hingga ke wilayah pelosok.

"Biar rakyat tahu apa itu Covid-19 dan bagaimana cara pencegahannya," ujar dia.

Baca juga: Viral Video Cara Unik Bupati di Sulut Edukasi Corona, Keliling Kampung Bawa Peti Mati

Sosialisasi diklaim berdampak

Ilustrasi corona virus (Covid-19)shutterstock Ilustrasi corona virus (Covid-19)
Sehan mengaku sosialisasi yang dilakukannya ini cukup berdampak.

"Alhamdulillah sampai sekarang belum ada kasus di Boltim," ujar dia.

Ada warga yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) namun mereka adalah warga yang berkuliah di luar daerah. Seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Makassar.

"Kita karantina, jadi semua kepala desa memantau rakyatnya setiap pulang dari daerah lain dan di lapor ke gugus tugas khususnya kepada Dinas Kesehatan untuk kita pantau," jelas Sehan.

Baca juga: Kasus-kasus Kebohongan Pasien Corona di Sejumlah Daerah, Dilakukan Kuli Bangunan dan Petugas Medis Terinfeksi

Ilustrasi berasKOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Ilustrasi beras

Siapkan 900 ton beras

Pemerintah setempat menyiapkan ratusan ton beras bantuan untuk masyarakat.

Beras-beras ini disiapkan sebagai konsekuensi dibatasinya akses keluar masuk Boltim sejak 23 Maret 2020.

"Makanya saya mengambil kebijakan untuk memberikan stimulan, selama tiga bulan sampai Juni, kurang lebih 900 ton beras disiapkan. Bantuan beras ini langsung ke masyarakat," beber dia.

Pemerintah setempat juga menyiapkan anggaran penanganan Covid-19 hingga Rp 30 miliar.

Akses keluar masuk Boltim, tandas dia, kini dibatasi dan diawasi ketat.

"Selain orang tidak boleh keluar Boltim, orang masuk juga kita waspadai, kita karantina, kalau tidak penting disuruh pulang," tegas bupati.

Ia meminta masyarakat bisa bekerja sama dan disiplin dalam menghadapi wabah ini.

"Prinsipnya, hanya perlu kedisiplinan. Bukan virusnya yang salah, kita yang tidak disiplin," ungkap Sehan.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Manado, Skivo Marcelino Mandey | Editor: Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com