Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Bantu Samara, Bayi 11 Bulan Terancam Diamputasi Jarinya karena Digigit Kutu Kucing

Kompas.com - 12/03/2020, 16:19 WIB
Labib Zamani,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Keterbatasan biaya membuat Etik tidak dapat memenuhi permintaan dokter spesialis anak untuk rontgen dan USG. Etik sendiri di rumah tidak bekerja.

Sedang suaminya hanya sebagai seorang kuli bangunan, sehingga pendapatan yang diterima tidak menentu.

Karena itu, Etik membawa anaknya ke rumah sakit umum dengan memakai BPJS.

"Sama dokternya suruh rawat inap. Beberapa hari tak dapat kamar karena penuh. Saya pindah ke RS Amal Sehat. Di sana diperiksa karanya peradangan," ujar dia.

Beberapa kali kontrol di rumah sakit tersebut bukannya berkurang bengkaknya, tetapi semakin bertambah besar. Kemudian dirujuk ke RSUD Dr Moewardi Kota Surakarta.

Seandainya kondisi jari tangannya masih terus bengkak dan warnanya memerah disarankan untuk diamputasi. Sebab, kalau tidak dilakukan amputasi dimungkinkan akan dapat menjalar ke bagian yang lain.

"Sekarang anaknya rawat jalan di rumah. Kadang ada dokter dari Puskesmas datang ke rumah untuk memeriksa kondisi anak saya," jelas dia.

Sejak jari tangannya membengkak, kata Etik, anaknya sering menangis, dan demam.

Bahkan, kalau sedang bermain tangannya sering dipukulkan ke permainannya. Selain itu juga muncul benjolan di alis, dahi, ketiak, bawah telinga, dan pantat anaknya.

Lebih jauh, Etik mengungkap anaknya setiap sepekan sekali harus kontrol ke rumah sakit.

Setiap kali kontrol tidak dipungut biaya. Hanya saja untuk menebus obatnya harus membayar sendiri.

Total sekali kontrol tersebut biaya untuk membayar obatnya mencapai Rp 300.000.

Jumlah tersebut untuk satu salep dan obat antibiotik yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi infeksi bakteri.

Kompas.com menggalang dana untuk membantu Samara melalui Kitabisa.com dengan menge-klik tautan ini.

Sumbangan rezeki Anda akan sangat bermanfaat untuk membantu Samara yang sedang membutuhkan bantuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com