KOMPAS.com - Bayi laki-laki yang diperkirakan berusia 3 bulan ditinggalkan orang tuanya di samping rumah salah salah satu warga di Tapanuli Utara, Kamis (5/3/2020).
Bayi tersebut dibungkus kain gendongan dengan rapi. Di lokasi ditemukan surat yang diduga tulis oleh ibu kandung bayi tersebut.
Di surat tersebut, sang ibu bercerita jika dia adalah korban perkosaan dan tak mampu mengasuh bayi tersebut karena tidak bekerja.
Sementara itu di Kabupaten Polewali Mandar, satu keluarga bahagia saat menemukan buaya berjari lima yang diyakini kembaran anaknya.
Buaya tersebut diberi nama Ainun. Uniknya buaya tersebut jinak dan tak mau menyerang manusia. Seperti anaknya sendiri, buaya itu dipeluk, dicium, dan dielus-elus bagian punggung.
Dua berita tersebut menjadi perhatian banyak pembaca Kompas.com dan berikut 5 berita populer nusantara selengkapanya:
Hari itu, Kamis (5/3/2020) Marsaulina sedang membuang sampah sekitar pukul 20.15 WIB.
Ia pun melaporkan penenuan tersebut ke polisi. Di lokasi, polisi menemukan sebuah surat yang diduga ditulis oleh bayi malang terssebut.
Di surat tersebut, sang ibu mengaku sebagai korban perkosaan dan memiliki biaya untuk merawat bayi berusia 3 bulan karena tidak bekerja.
Ia juga menjelaskan jika bayi laki-laki tersebut bernama Maildan Azka, beragama Islam dan lahir pada 27 Desmeber 2019.
Kasubbag Humas Polres Tapanuli Utara Aiptu Walpon Baringbing mengatakan dari isi tulisan surat tersebut, ada dugaan orangtua tak sanggup mengurus anaknya karena kesulitan ekonomi.
Saat ini bayi tersebut dalam keadaan sehat dan masih dirawat di Puskesmas Paniaran.
Baca juga: Tolong Rawat Anak Ini, Saya Korban Perkosaan
Namun ia kabur dan tak kembali ke lokasi karantina di Asrama Haji Batam.
Pengemudi ojek online tersebut diketahui berinteraksi dengan pembantu VP warga negara Singapura. VP telah dinyatakan positif corona di Singapura.
Setelah ditelusuri, VP memiliki riwayat perjalan ke Batam pada 20 dan 21 Februari 2020. Saat berada di Batam, VP berinteraksi dengan pembantu rumah tangganya.
"Pengakuannya kemarin dirinya ingin diskusi dengan keluarganya karena harus menjalani masa karantina selama 14 hari," kata Kepala Dinas Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana.
Namun, pengemudi ojek online itu kemudian tidak kembali ke lokasi karantina.
"Belum ada kembali lagi ke lokasi karantina," ucap Tjetjep.
Karena tudingan tersebut, ia tergugah untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya menjaga alam dan lingkungan.
Ia juga mengingatkan bahwa Bogor selalu memberi kontribusi yang baik tidak hanya persoalan banjir saja.
"Bogor selalu disalahkan ketika banjir, rido teu disalahkan (Rela nggak disalahkan)? Embungnya (nggak mau kan) tapi di samping enggak ridho kita juga ada kontribusi juga lho," ucap Ade di hadapan ribuan warganya dalam kegiatan Bebersih Setu Aksi Cegah Banjir, di Desa/Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (6/3/2020).
"Vila di Tamansari yang bikin orang mana? Di Puncak? Pamijahan yang bikin orang mana?," tanya Ade kepada warga yang diiringi dengan jawaban "orang Jakarta".
"Hampura nya (Maaf yah) tinggal di sini, makan di sini, buang air di sini, mandi di sini, jadi ketika musim hujan dikirim lagi ke sana (Jakarta) seimbang kan? Jadi nggak salah Bogor. Kitu mereun (Seperti itu mungkin)," sambung Ade.
Daripada saling menyalahkan, kata Ade, seharusnya ada kontribusi dalam mencegah banjir baik di Jakarta maupun di Bogor.
Baca juga: Ketika Bupati Ade Yasin Berang Bogor Kerap Dituding Jadi Penyebab Banjir Jakarta
Buaya tersebut dibawa pulang ke rumah dan diberi nama Ainun. Keluarga Jamaluddin menganggap Ainun adalah kembaran anaknya.
Uniknya buaya tersebut terlihat jinak.
Sang istri, Hasnia pun senang dengan kedatangan biaya berjari lima itu. Seperti anaknya sendiri, buaya itu dipeluk, dicium dan dielus-elus pada bagian punggungnya.
Kedatangan Ainu bukan yang pertama kali. Tahun-tahun sebelumnya, keluarga Jamaluddin juga menemukan biaya berjari lima yang sama.
Entah kebetulan atau tidak, buaya tersebut sellau muncul menjelang bulan Ramadhan.
Hasnia dahulu menemukan buaya itu di atas lemarinya dan memeliharanya selama berbulan-bulan hingga kemudian hilang secara tiba-tiba.
"Itu memang kembaran anak saya yang sudah berulang kali datang dan pergi dari rumah. Karenanya saya memperlakukannya sama tak berbeda dengan anak saya lainnya,” jelas Jamaluddin.
Baca juga: Diyakini Kembaran Anaknya, Buaya Berjari Lima Ini Selalu Datang dan Hilang Misterius
Rumah tersebut adalah milik pasangan suami istri H (35) dan NW (32).
Sang suami H selama ini bekerja di Korea dan hasil kerjanya digunakan untuk membangun rumah yang dirobohkan.
Kapolsek Somoroto Kompol Nyoto dihubungi membenarkan kejadian tersebut, Ia mengatakan pembongkaran dilakukan pada pukul 10.00 WIB.
Nyoto menambahkan, upaya penyelesaian secara kekeluargaan sudah dilakukan oleh kedua belah pihak.
Perselingkuhan diduga melatarbelakangi pembongkaran rumah berbahan beton itu.
“Informasinya seperti itu (selingkuh). Yang laki ini kan kerja di Korea, rumah ini dibangun dari hasil kerja di Korea itu,” ucapnya.
Baca juga: Istri Diduga Selingkuh, Suami Robohkan Rumah dengan Ekskavator
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Afdhalul Ikhsan, Sukoco | Editor: Rachmawati, Pythag Kurniati, Farid Assifa, David Oliver Purba)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.