Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Tak Miliki Listrik, Sekolah Ini Punya Murid dari 17 Negara

Kompas.com - 02/03/2020, 14:48 WIB
Dian Ade Permana,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com- Sejak berdiri 2015, sekolah Jungle School yang berada di Jalan Setiyaki, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga tanpa listrik. Namun, sekolah tersebut memiliki siswa dari 17 negara.

Pengelola Jungle School, Elia Tambunan mengungkapkan, saat ini total ada 130 siswa yang belajar dari tingkat PAUD, TK, dan SD.

"Untuk SD, saat ini baru sampai kelas empat," jelas Elia di sekolahnya, Senin (2/3/2020).

Baca juga: Berkaca Kasus Delis, Orangtua Murid Dukung Peniadaan Study Tour Sekolah

Meski tanpa listrik, tiap ruang kelas di Jungle School tidak pernah gelap.

Mereka memanfaatkan botol air mineral sebagai dinding dan di bagian atap, ada botol-botol diisi air sebagai pantulan dari sinar matahari.

Setiap ruang kelas, setidaknya membutuhkan sekira 3000 botol bekas air mineral.

"Ruang kelas di Jungle School terus tumbuh. Itu dinding-dinding juga dibantu siswa untuk pembersihan botolnya, untuk yang menyusun dan membangun dari tukang," papar Elia.

Baca juga: Sekolah Alam Wangsakerta, dari Desa Membangun Indonesia...

Dengan konsep sekolah tanpa sekat, Jungle School mampu menarik minat siswa dari luar negeri.

 

Siswanya berasal dari Amerika Serikat, Kanada, Korea Selatan, Jepang, Bangladesh, Sri Lanka, India, dan beberapa negara dari Eropa.

"Selain dari Salatiga, siswa tersebut berasal dari beberapa daerah di Jawa Tengah. Orangtuanya ada yang bekerja atau studi, belajar Bahasa Indonesia," paparnya.

Menurut Elia, Jungle School tetap menggunakan kurikulum nasional sebagai basis pembelajaran.

Namun karena siswanya dari berbagai daerah, metode penyampaiannya diimprovisasi.

"Semua tetap sesuai kurikulum. Kita mengenalkan calistung, IPA, IPS, sejarah, dan juga pengenalan agama," kata Elia.

Baca juga: Toleransi dalam Pondok Pesantren di Bali yang 50 Persen Gurunya Beragama Hindu

Di setiap kelas, setidaknya ada dua guru yang mengampu pelajaran.

"Kalau di kelas ada siswa berkebutuhan khusus, maka di kelas ada tiga guru," jelasnya. Saat ini, total ada 39 guru yang mengajar.

Sementara Wali Kota Salatiga, Yuliyanto mendukung gagasan pembelajaran di Jungle School.

"Ini adalah contoh konsep riil dari belajar merdeka, merdeka belajar. Sekaligus mengukuhkan Salatiga sebagai kota pendidikan karena siswanya juga berasal dari luar negeri," tegasnya.

Menurut Yuliyanto, dengan metode pembelajaran tersebut akan tercipta akulturasi budaya sejak dini.

"Dengan konsep tanpa sekat, semua bisa saling mengenal, saling belajar. Baik dari segi budaya, bahasa, maupun pengalaman antarnegara," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com