Salin Artikel

Meski Tak Miliki Listrik, Sekolah Ini Punya Murid dari 17 Negara

Pengelola Jungle School, Elia Tambunan mengungkapkan, saat ini total ada 130 siswa yang belajar dari tingkat PAUD, TK, dan SD.

"Untuk SD, saat ini baru sampai kelas empat," jelas Elia di sekolahnya, Senin (2/3/2020).

Meski tanpa listrik, tiap ruang kelas di Jungle School tidak pernah gelap.

Mereka memanfaatkan botol air mineral sebagai dinding dan di bagian atap, ada botol-botol diisi air sebagai pantulan dari sinar matahari.

Setiap ruang kelas, setidaknya membutuhkan sekira 3000 botol bekas air mineral.

"Ruang kelas di Jungle School terus tumbuh. Itu dinding-dinding juga dibantu siswa untuk pembersihan botolnya, untuk yang menyusun dan membangun dari tukang," papar Elia.

Dengan konsep sekolah tanpa sekat, Jungle School mampu menarik minat siswa dari luar negeri.


Siswanya berasal dari Amerika Serikat, Kanada, Korea Selatan, Jepang, Bangladesh, Sri Lanka, India, dan beberapa negara dari Eropa.

"Selain dari Salatiga, siswa tersebut berasal dari beberapa daerah di Jawa Tengah. Orangtuanya ada yang bekerja atau studi, belajar Bahasa Indonesia," paparnya.

Menurut Elia, Jungle School tetap menggunakan kurikulum nasional sebagai basis pembelajaran.

Namun karena siswanya dari berbagai daerah, metode penyampaiannya diimprovisasi.

"Semua tetap sesuai kurikulum. Kita mengenalkan calistung, IPA, IPS, sejarah, dan juga pengenalan agama," kata Elia.

Di setiap kelas, setidaknya ada dua guru yang mengampu pelajaran.

"Kalau di kelas ada siswa berkebutuhan khusus, maka di kelas ada tiga guru," jelasnya. Saat ini, total ada 39 guru yang mengajar.

Sementara Wali Kota Salatiga, Yuliyanto mendukung gagasan pembelajaran di Jungle School.

"Ini adalah contoh konsep riil dari belajar merdeka, merdeka belajar. Sekaligus mengukuhkan Salatiga sebagai kota pendidikan karena siswanya juga berasal dari luar negeri," tegasnya.

Menurut Yuliyanto, dengan metode pembelajaran tersebut akan tercipta akulturasi budaya sejak dini.

"Dengan konsep tanpa sekat, semua bisa saling mengenal, saling belajar. Baik dari segi budaya, bahasa, maupun pengalaman antarnegara," jelasnya.

https://regional.kompas.com/read/2020/03/02/14484031/meski-tak-miliki-listrik-sekolah-ini-punya-murid-dari-17-negara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke