Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Natuna Desak WNI dari Wuhan Dikarantina di Kapal, Ditempatkan di Lepas Pantai

Kompas.com - 03/02/2020, 06:06 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Masyarakat Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau menolak kedatangan WNI yang dipulangkan dari Wuhan, China.

Mereka berunjuk rasa menuntut pemindahan lokasi karantina WNI dari Wuhan, Minggu (2/2/2020).

Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Natuna Haryadi mengemukakan, massa aksi meminta WNI dari Wuhan dikarantina di Kapal Republik Indonesia (KRI) milik TNI.

Mereka mendesak KRI tersebut kemudian ditempatkan di lepas pantai.

"Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan keresahan dan kecemasan warga karena saat ini masyarakat Natuna sudah cemas dan resah," ungkap Haryadi.

Baca juga: Mensos Minta Masyarakat Natuna Tak Khawatir Terkait Isolasi WNI dari Wuhan

Enam poin tuntutan

Masyarakat Kabupaten Natuna terus melakukan unjuk rasa menolak WNI dari Wuhan, China dikarantina di Kabupaten Natuna. Bahkan belakangan unjuk rasa tersebut nyaris anarkis saat beberapa warga membakar ban mobil dan diletakan ditengah jalan menunu bandara.DOK WARGA NATUNA Masyarakat Kabupaten Natuna terus melakukan unjuk rasa menolak WNI dari Wuhan, China dikarantina di Kabupaten Natuna. Bahkan belakangan unjuk rasa tersebut nyaris anarkis saat beberapa warga membakar ban mobil dan diletakan ditengah jalan menunu bandara.

Selain poin tersebut, massa aksi juga menyampaikan lima poin tuntutan lainnya.

Yakni pemerintah daerah diminta dapat menjadi penyambung lidah pada pemerintah pusat.

Mereka diminta menyampaikan aspirasi masyarakat Natuna.

Kemudian, poin ketiga, masyarakat Natuna meminta pemerintah daerah dan pusat memberikan kompensasi berupa jamninan kesehatan seperti posko layanan darurat dan cepat.

Hal itu dilakukan agar masyarakat memperoleh layanan kesehatan.

Keempat, pemerintah diminta mendatangkan psikiater untuk masyarakat Natuna.

"Saat ini tidak fisiknya saja yang kena, namun mentalnya juga kena terkait kegiatan ini," paparnya.

Baca juga: Fakta Terkini 245 WNI dari Wuhan, Dinyatakan Sehat Sesuai WHO hingga Alasan Pemkab Natuna Menolak

Menkes berkantor di Natuna

Petugas medis mengarahkan warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China yang telah disemprot cairan disinfektan setibanya di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020). Sebanyak 238 WNI dari Wuhan tersebut selanjutnya dipindahkan ke Natuna untuk menjalani observasi selama kurang lebih dua minggu guna memastikan kesehatannya dan terbebas dari virus corona.ANTARA FOTO/KEMENTERIAN LUAR NEG Petugas medis mengarahkan warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China yang telah disemprot cairan disinfektan setibanya di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020). Sebanyak 238 WNI dari Wuhan tersebut selanjutnya dipindahkan ke Natuna untuk menjalani observasi selama kurang lebih dua minggu guna memastikan kesehatannya dan terbebas dari virus corona.

Masyarakat meminta Menteri Kesehatan berkantor id Natuna selama 14 hari proses karantina dan observasi di Natuna.

Mereka juga mengharapkan, segala bentuk kebijakan pemerintah pusat yang akan dilakukan di Natuna terlebih dahulu disosialisasikan ke masyarakat setempat.

Rencana karantina WNI dari Wuhan ini disayangkan lantaran masyarakat tidak tahu apa-apa.

"Contohnya apa yang terjadi saat ini, warga Natuna resah dan ketakutan karena memang tidak tahu terkait rencana karantina ini," ujarnya.

Masyarakat mengancam akan menyampaikan mosi tidak percaya terhadap pemerintah daerah jika pemerintah daerah tidak berhasil menjadi penyambung lidah pada pemerintah pusat.

"Bisa saja kami, masyarakat Natuna meminta mundur dari jabatannya seluruh pejabat Natuna yang kami anggap tidak mampu memperjuangkan apa yang menjadi hak warganya," ucap Haryadi.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Batam, Hadi Maulana | Editor: Abba Gabrilin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com