BLORA, KOMPAS.com - Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora, Jawa Tengah mengusir 50 ekor lebih kelelawar yang bersarang di salah satu rumah warga di Desa Bajo, Kecamatan Kedungtuban, Blora, Kamis (30/1/2020).
Langkah itu merupakan tindak lanjut atas permintaan warga yang dibayangi ketakutan dengan ancaman virus corona yang diduga bersumber dari mamalia bersayap tersebut.
"Jumlahnya kian banyak di atap rumah dan bau kotorannya sangat menyengat. Kami takut tertular virus korona dari kelelawar. Di pemberitaan kan ramai jika kelelawar pembawa virus corona," kata Bambang, pemilik rumah yang atapnya dijadikan sarang kelelawar, Kamis (30/1/2020).
Baca juga: Virus Corona, Rute Baru Penerbangan Hainan-Semarang Ditunda
Dijelaskan Bambang, puluhan kelelawar tersebut sudah lama bersarang di rumahnya.
Selain dikhawatirkan menyebarkan virus corona, hewan liar tersebut juga menganggu kenyamanan penghuni rumah.
"Karenanya saya minta bantuan BPBD untuk mengusirnya," ujar Bambang.
Sementara itu, anggota tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Blora, Agung Tri, menyampaikan, upaya evakuasi puluhan kelelawar baru pertama kali ini dilaksanakan menyusul ramainya pemberitaan wabah virus corona yang disebut-sebut bermuara dari kelelawar.
Sejumlah petugas BPBD mengaku cukup kesulitan mengevakuasi puluhan kelelawar yang bersembunyi di atap rumah Bambang.
Baca juga: Kemenkes Periksa 16 Orang Diduga Terkena Virus Corona, 5 Negatif
Selain jumlah kelelawar yang tidak sedikit, petugas pun harus ekstra berhati-hati naik turun tangga. Ditambah lagi, kelelawar-kelelawar itu berkumpul di titik atap yang sempit.
"Dibutuhkan waktu hingga empat jam untuk menangkap sekitar 50 ekor lebih kelelawar. Selanjutnya akan kami lepas di kawasan hutan yang jauh dari permukiman warga. Ini baru pertama kali kami lakukan, kalau tawon dan ular sudah sering," kata Agung.
Untuk diketahui, virus corona yang berasal dari Wuhan, China telah terkonfirmasi menyebar ke beberapa negara seperti Jepang, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, Vietnam, Nepal, dan Perancis.
Virus tersebut diduga berasal dari kelelawar dan ular berjenis krait dan kobra. Virus dapat berpindah dari hewan ke manusia yang berada dalam satu area yang sama.
Virus ini diduga bermula dari Pasar Wuhan yang terkenal menjual banyak sekali jenis hewan, salah satunya kelelawar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.