SRAGEN, KOMPAS.com - Sebanyak 13 siswa SMKN 1 Miri, Sragen, Jawa Tengah, korban robohnya aula sekolah masih dirawat di rumah sakit.
Hal tersebut disampaikan Kepala SMKN 1 Miri, Sarno dihubungi Kompas.com, Kamis (21/11/2019).
Sarno mengatakan, dari jumlah itu, tiga siswa dirawat di RSK Karima Utama, dua orang di RS PKU Muhammadiyah Surakarta, satu orang di RSUD dr Moewardi dan tujuh orang siswa di RSUD Sragen.
Mereka yang dirawat di rumah sakit sebagian besar merupakan siswa kelas X. Ada siswa dari kelas XI dan XII masing-masing satu orang.
"Nanti kita berikan santunan keluarga (siswa) yang jadi korban robohnya aula kemarin. Intinya kita menumbuhkan kepedulian teman-temannya," kata Sarno.
Sarno mengatakan, semua biaya pengobatan siswa di rumah sakit ditanggung oleh Pemkab Sragen dan Provinsi Jateng.
Ada pun aula sekolah yang roboh diterjang angin kencang telah dibersihkan secara gotong-royong para relawan dan sekolah.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen akan memberikan bantuan pengobatan kepada siswa yang menjadi korban robohnya aula SMKN 1 Miri, Sragen, Jawa Tengah, Rabu (20/11/2019) sore.
Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Sragen, Dedy Endriyatno ditemui saat meninjau robohnya aula sekolah setempat.
"Tentu Pemkab akan memberikan bantuan pengobatan kepada siswa," kata Dedy.
Untuk memberikan bantuan pengobatan tersebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah. Pasalnya, pengelolaan SMK sekarang di bawah pemerintah provinsi.
Baca juga: 5 Fakta Robohnya Aula SMKN di Sragen, Dibangun Tahun 2015 dan 22 Siswa Tertimbun Saat Berteduh
Dedy juga menjelaskan, pemberian bantuan pengobatan itu agar para orangtua siswa tidak terbebani oleh biaya.
"Harapan kita bisa membantu korban ini dalam pengobatannya," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.