DENPASAR, KOMPAS.com - Video berdurasi 23 detik beredar di Bali pasca-gempa yang mengguncang Buleleng, Bali.
Video tersebut menunjukkan kepanikan warga meninggalkan pesisir. Dalam video tersebut juga diinformasikan air laut di sekitar Pengastulan, Kecamatan Seririt, surut.
"Baru saja saya hubungi Camat Seririt Nyoman Riang Pustaka, menegaskan dua hal, yaitu tidak benar air laut surut dan tidak benar sirene tsunami berbunyi," kata Rentin, Kamis (14/11/2019) malam.
Baca juga: Gempa Bali Terasa sampai Lombok dan Banyuwangi, Ini Penyebabnya
Dia menambahkan, saat ini Camat Seririt dan Perbekel Pengastulan sedang mengimbau masyarakat agar tetap tenang.
Menurutnya, tombol aktivasi sirene berada di Pusdalops BPBD Bali.
Pihaknya tidak pernah mengaktifkan sirene tersebut karena memang rilis BMKG gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
"Kami mengimbau masyarakat tetap tenang dan hanya percaya informasi resmi dari BMKG. Tower sirene tsunami milik BPBD berasal di Desa Sulanyah, bukan di Desa Pengastulan," kata Rentin.
Gempa magnitudo 5,1 mengguncang wilayah Buleleng, Bali, Kamis (14/11/2019). Getarannya terasa sampai ke wilayah Denpasar.
Baca juga: Gempa Bali Sebabkan Kerusakan Sejumlah Bangunan Milik Warga
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalop) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali melalui siaran pers menyebutkan, gempa bumi terjadi pada pukul 17.09 WIB.
Lokasi gempa berada di 8.16 LS,114.88 BT atau 23 kilometer barat daya Buleleng, Bali. Gempa bumi di bali berpusat di kedalaman 10 kilometer. Meski demikian, gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.