Negara-negara tersebut, lanjut dia, mengimpor umbi ini salah satunya dari Indonesia. Sayangnya, penyedia umbi porang di Indonesia masih terbatas.
Juanda mengatakan, mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) memperkenalkan budidaya umbi porang sebagai potensi baru bercocok tanam bagi pemuda dan masyarakat Desa Hegarmanah, Gunung Pendidikan Gunung Walat, Jawa Barat.
Juanda mengatakan, sebelum diolah, porang dijadikan chips lalu dijadikan tepung sebelum dikirim ke luar negeri.
Menurut Juanda, peluang pasar porang sangat besar, baik untuk pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.
Untuk pangsa pasar dalam negeri, umbi digunakan sebagai bahan pembuat mi yang dijual di pasar swalayan, serta untuk memenuhi kebutuhan pabrik kosmetik sebagai bahan dasar.
Baca juga: Porang Madiun Menjadi Buruan Pengusaha Jepang dan China
Sementara itu, pangsa pasar luar negeri masih sangat terbuka, terutama untuk tujuan Jepang, Taiwan, Korea, dan beberapa negara Eropa.
"Penurunan nilai ekspor komoditas porang bukan karena permintaan pasar yang menurun, tetapi keterbatasan bahan baku olahan. Selama ini pasokan hanya dipenuhi dari pedagang kecil yang mengumpulkan umbi yang tumbuh liar di hutan atau di sekitar perkebunan dan lama-kelamaan akan habis jika tidak diupayakan penanamannya," katanya.
SUMBER: KOMPAS.com (Muhlis Al Alawi | Editor : Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.